Memiliki prospek dan jenjang karier yang cukup memikat, product manager adalah peran yang menjadi jembatan antara tim bisnis dan tim developer. Sehari-harinya, seorang product manager akan bertanggung jawab untuk menyiapkan dokumentasi dan requirement teknikal untuk tim developer berdasarkan requirement dan objektif dari tim bisnis.
Karena tanggung jawabnya tersebut, tak jarang muncul pertanyaan “Jika product manager harus paham seputar teknikal, apakah berarti product manager wajib untuk bisa coding?” Buat kamu yang ingin mendalami karier sebagai product manager, yuk kita kupas tuntas seputar syarat dan skill product manager!
Apakah Bisa Menjadi Seorang Product Manager Tanpa Skill Coding?
Jawaban singkatnya adalah: ya! Menjadi seorang product manager yang kompeten bisa diraih tanpa harus bisa menulis satu baris kode pun. Jika ditelaah, pekerjaan seorang product manager adalah menerjemahkan requirement dan tujuan bisnis perusahaan menjadi requirement teknikal yang perlu dimiliki dalam sebuah software.
Misalnya, sebuah aplikasi e-commerce ingin menambahkan fitur pembayaran dengan kartu kredit. Dari sisi bisnis, fitur pembayaran dengan kartu kredit ini bertujuan untuk memperluas opsi pembayaran customer dan diharapkan akan meningkatkan jumlah serta nilai transaksi. Nah, fitur ini kemudian akan “dipecah” menjadi requirement teknikal yang perlu dikerjakan oleh para developer, misalnya e-commerce perlu terhubung dengan API dari jaringan kartu kredit yang ada, menambah menu dan halaman checkout dengan kartu kredit, dan lain sebagainya.
Di sini, skill coding tidak diperlukan oleh product manager, karena yang akan mengerjakan coding tersebut adalah tim developer yang terdiri dari front end, back end, maupun full stack. Sudah kebayang kan, skill product manager yang harus dimiliki dalam sebuah tim software development?
Sebagai Product Manager, Kamu Bisa Buat Beragam Product Ini!
Seorang product manager bisa berkontribusi untuk mengembangkan berbagai software atau aplikasi, beberapa di antaranya yaitu:
1. Aplikasi e-commerce atau belanja online
Bicara soal belanja, zaman sekarang sudah marak situs dan aplikasi belanja online yang bisa digunakan untuk membeli kebutuhan dari rumah, contohnya Shopee, Tokopedia, hingga Blibli. Produk yang dijual pun sangat beragam, mulai dari makanan, kebutuhan sehari-hari, bahkan hingga jual-beli mobil!
2. Media sosial dan messenger
Selain aplikasi belanja online, media seperti Instagram dan TikTok juga sedang naik daun dalam beberapa tahun terakhir. Dengan tren yang terus bergerak, product manager pastinya akan ditantang untuk bisa berinovasi dan menawarkan fitur yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
3. Penjadwalan dan alur kerja manajemen proyek
Beragam aplikasi untuk project management seperti Trello, Notion, Jira, hingga Confluence banyak digunakan oleh berbagai tim. Tak heran makin ke sini, aplikasi dan situs project management juga semakin sering digunakan!
4. Platform Customer Relationship Management
Pentingnya marketing bagi bisnis, apalagi di era digital seperti ini, membuat platform CRM menjadi makin banyak dan makin inovatif, lho. Beberapa di antaranya yang sudah memiliki reputasi sebut saja Mailchimp, Salesforce, MoEngage, hingga Braze.
Apakah Seorang Product Manager Perlu Memiliki Skill Teknikal?
Meskipun sebagai product manager kamu tidak perlu membuat coding, namun ada 1 skill product manager yang penting untuk dimiliki, yaitu pemahaman teknikal. Teknikal di sini berupa pemahaman dasar tentang infrastruktur atau sistem yang digunakan dalam membuat software, misalnya saja infrastruktur data atau sistem yang digunakan. Skill ini penting agar product manager bisa membuat estimasi dan menjaga ekspektasi stakeholder dalam pembuatan timeline rilis sebuah product.
Bagaimana Cara Mengembangkan Skill Teknikal Seorang Product Manager?
1. Latih kemampuan analitis dengan no-code tools
Sesuai dengan namanya, no-code berarti tanpa memerlukan kemampuan coding. No-code meliputi ekosistem tools yang bisa digunakan untuk membuat software tanpa kemampuan coding sama sekali.
Kamu bisa menggunakan beragam tools no-code ini untuk melatih kemampuan berpikir kritis dan menyusun intuisi untuk membuat software. Contoh dari tools yang bisa digunakan dengan konsep no-code yaitu Webflow, Stacker, Adalo, dan Betty Blocks.
2. Dapatkan support dari tim development
Di mana ada isu, di situlah product manager berperan penting untuk segera menanganinya. Namun tidak perlu khawatir sendiri, karena kamu bisa bekerja sama dengan tim developer untuk bersama-sama mencari solusi terbaik.
Jika kamu baru memulai karier, sangat disarankan kamu meluangkan waktu dengan tim developer untuk mempelajari dasar seputar bahasa pemrograman dan infrastruktur yang digunakan.
3. Mengikuti course coding
Jika berminat, kamu juga bisa membekali diri kamu dengan pengetahuan dasar seputar coding agar lebih memahami tentang bahasa pemrograman. Tidak wajib, tapi tentunya akan sangat berguna untuk karier kamu sebagai product manager.
Ini Dia Tempat Melatih Skill untuk Jadi Product Manager
Meskipun tidak wajib memiliki kemampuan untuk coding, namun ada skill product manager yang perlu dipahami yaitu kemampuan teknikal dasar. Untuk kamu yang tertarik memulai karier sebagai product manager dan belum tahu harus mulai dari mana, Kuncie punya Product Management Bootcamp selama 7 minggu yang akan membuka kesempatanmu untuk menjadi seorang product manager andal!
Selama bootcamp, kamu akan belajar seputar dasar peran product manager, product discovery (market and user research), product strategy and planning, product development and launch, product performance and analytics, hingga praktik langsung mengerjakan final project yang bisa digunakan sebagai portofolio kamu!
Tunggu apa lagi? Daftarkan diri kamu di Program Product Management Bootcamp sekarang!
Referensi:
https://airfocus.com/blog/no-code-low-code-product-management/#:~:text=start%20to%20shine.-,Do%20product%20managers%20need%20to%20be%20technical%3F,used%20to%20create%20tech%20products.
https://zeda.io/blog/should-product-managers-know-how-to-code
Komentar