Resilience Leadership, Cara Jadi Pemimpin Tangguh di Masa Penuh Perubahan

April 13, 2023
Category: Business
[sgmb id=2]

Tak dapat dipungkiri, kita hidup di era di mana perubahan adalah bagian dari keseharian, baik perubahan positif maupun negatif. Tak terkecuali di dunia kerja, di mana fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi adalah beberapa sifat yang sangat dibutuhkan untuk bisa bekerja dengan optimal.

Sebagai seorang pemimpin, Anda dituntut untuk bisa mempertahankan kinerja tim meskipun diterpa perubahan dari berbagai sisi. Di kondisi seperti itu, resilience leadership menjadi gaya kepemimpinan yang cocok Anda terapkan.

Lantas, apa itu resilience leadership? Apa saja area utamanya? Dan, yang paling penting, bagaimana cara menerapkannya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Apa itu Resilience?

Sebelum membahas resilience leadership, mari kita bahas dulu akar katanya, yaitu resilience dan leadership. Leadership tentunya adalah kemampuan atau cara seseorang memimpin sesuatu, baik tim ataupun perusahaan atau instansi lainnya.

Resilience atau resiliensi diartikan sebagai ketangguhan dalam Bahasa Indonesia, yaitu kapasitas manusia untuk menghadapi kesulitan, kemunduran, dan trauma untuk kemudian pulih agar bisa menjalani hidup sepenuhnya. Definisi tersebut tentunya arti secara umum, namun bisa dikombinasikan dengan konteks agar mendapatkan makna resilience leadership secara keseluruhan.

Definisi Resilience Leadership

Setelah mendapatkan definisi dari masing-masing kata, mari kita gabungkan untuk mendapatkan makna keseluruhan dari resilience leadership atau kepemimpinan resilien.

resilience leadership
Sumber: Shutterstock

Resilience leadership atau kepemimpinan resilien adalah gaya kepemimpinan yang ulet dan bisa pulih setelah diterpa kesulitan apa pun. Pemimpin yang tangguh memiliki kemampuan untuk mempertahankan energi dan kejernihan pikiran mereka di bawah tekanan agar mereka bisa mengatasi dan beradaptasi terhadap perubahan. Mereka bisa bangkit kembali dari kemunduran dan mengatasi kesulitan besar tanpa melakukan hal yang merugikan orang lain.

Resilience leadership bukanlah tentang ketangguhan, tapi untuk pulih dari kemunduran dan beradaptasi dengan perubahan. Pemimpin yang menerapkan resilience leadership harus bisa terus maju dalam menghadapi kesulitan. Sederhananya, resilience leadership adalah tentang merasa nyaman dengan ketidaknyamanan, sambil tetap memimpin tim dengan empati, keberanian, dan keyakinan.

Pentingnya Resiliensi dalam Kepemimpinan

Ketangguhan adalah karakteristik penting dari seorang pemimpin, terutama yang diharapkan untuk bisa menjaga atau meningkatkan produktivitas di tengah banyaknya perubahan. Seorang pemimpin harus bisa mengelola stres agar bisa maju dan berkembang. Tak hanya itu, mereka juga memikul tanggung jawab untuk menjaga kondisi emosional dan produktivitas anggota tim.

Meski tidak terlihat, kondisi tim sangat mudah terpengaruh oleh kondisi pemimpinnya. Maka dari itu, Anda sebagai seorang pemimpin harus bisa mengelola pemicu stres dan pulih dari stres tersebut, agar tim Anda tidak terdampak secara langsung oleh dampak negatif perubahan yang terjadi.

4 Area Utama Resiliensi dalam Kepemimpinan

Ada 4 area utama yang dilatih atau dimunculkan ketika merespon, mempertahankan diri, atau pulih dari perubahan yang menyebabkan stres atau stresor. Keempat area ini menjadi indikator resiliensi seseorang dalam konteks kepemimpinan. Mari kita ulas satu persatu!

1.     Physical Resilience

Kapasitas tubuh untuk merespon stresor, lalu menggunakan kekuatan dan stamina untuk pulih dari cedera.

2.     Mental Resilience

Kemampuan untuk mempertahankan atau mendapatkan kembali kapasitas kognitif yang bisa memancing kreativitas meski berada dalam risiko penurunan performa kesehatan mental.

3.     Emotional Resilience

Kemampuan untuk memahami dan meregulasi emosi negatif. Lalu, secara sadar memilih perasaan dan respons yang positif untuk dimunculkan. Sederhananya, tidak bereaksi secara gegabah atas kondisi yang ada.

4.     Social Resilience

Kapasitas individu untuk berkolaborasi dengan orang lain untuk bertahan dan pulih dari stresor.

Hambatan Kepemimpinan Resilien

Ketika menerapkan resilience leadership atau kepemimpinan resilien, pasti ada hambatan atau tantangan yang harus Anda tangani. Untuk mempersiapkan diri agar Anda bisa menangani hambatan-hambatan ini, mari kita ulas satu persatu!

  1. Anda kesulitan menolak permintaan atau pekerjaan
  2. Terlalu tenggelam memikirkan percakapan atau konflik berat yang sudah berlalu.
  3. Anda bekerja dalam budaya yang sangat kompetitif dan tidak memiliki ruang untuk saling memberi feedback berkala.
  4. Anda tidak memegang kendali penuh atas pekerjaan yang Anda lakukan.
  5. Anda mengorbankan sikap empati untuk menjaga performa kerja.
  6. Optimisme Anda kerap dianggap tidak realistis.
  7. Kemandirian Anda membuat Anda kesulitan untuk mendelegasikan pekerjaan.
  8. Anda hanya mengandalkan sumber daya yang ada dan tidak mampu mengembangkan keterampilan baru bagi tim Anda.

Hal yang Dilakukan Pemimpin Resilien

Tentunya ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan sebagai langkah awal menjadi pemimpin yang resilien. Salah satu hal yang wajib diperhatikan seorang pemimpin ketika menghadapi perubahan adalah kondisi mental, fisik, emosional, dan intelektual timnya. Aspek-aspek tersebut sangat berpengaruh pada kinerja tim ketika berada di bawah tekanan.

Maka dari itu, seorang pemimpin yang resilien wajib mengambil langkah yang bijaksana untuk bisa menjaga kestabilan aspek-aspek tersebut pada timnya. Untuk lebih jelasnya, mari simak contoh-contoh hal yang dilakukan pemimpin resilien di bawah ini!

  1. Pertahankan keseimbangan emosional dan ketenangan anggota tim saat di bawah tekanan.
  2. Ketika kesal, jangan membuat orang lain gelisah dengan menyebarkan ketegangan dan kecemasan.
  3. Hadapi ketidakpastian dengan mendorong diri untuk adaptasi dengan situasi baru.
  4. Tangani kesalahan dengan tenang dan bijaksana.
  5. Jadikan kejadian yang penuh tekanan sebagai pengalaman, bukan bahan overthinking.
  6. Rawat kesehatan fisik serta psikologis diri dan tim.
  7. Komunikasikan kondisi sulit dengan penuh percaya diri dan sikap optimis
  8. Cari dan beri dukungan kepada sesama untuk mengatasi beban emosional yang berlebihan.
  9. Tentukan skala prioritas pekerjaan diri dan tim dengan bijak.

Contoh Resiliensi Kepemimpinan di Tempat Kerja

Tantangan resiliensi di tempat kerja hadir dalam berbagai bentuk. Terlebih dengan kondisi kerja yang fast-paced memaksa tim Anda untuk terus produktif, apapun kejadian yang terjadi. Agar Anda bisa belajar dan mengenal sifat resilience leadership di dunia kerja, simak penjelasan berikut ini.

resilience leadership
Sumber: Shutterstock
  1. Seorang manajer kehilangan dua anggota tim di minggu yang sama. Alih-alih stres, manajer tersebut mengiklankan posisi kosong dan merekrut penggantinya  dengan cepat. Sambil menunggu karyawan baru tersebut, manajer tersebut memastikan semua pekerjaan yang ada terbagi rata antar seluruh tim.
  1. Sebuah tim kehilangan kontrak besar. Ketimbang saling menyalahkan, tim tersebut mengadakan pertemuan retrospektif dan belajar dari pengalaman mereka.
  1. Seorang anggota tim mengambil risiko dan mencoba sesuatu yang baru. Sayangnya, hal tersebut gagal. Alih-alih membiarkan kegagalan ini menjatuhkan mereka, mereka belajar dari pengalaman dan mencoba lagi dengan pertimbangan yang lebih matang.
  1. Seluruh tim memberi dan menerima feedback, baik positif maupun negatif. Alih-alih diambil hati, semua anggota tim belajar dari feedback yang diterima secara profesional.
  1. Seorang anggota tim terus bekerja dengan baik meskipun memiliki manajer atau rekan tim yang buruk.

Cara Membangun Kepemimpinan yang Lebih Tangguh

Membangun kepemimpinan yang tangguh dan resilien harus dimulai dari diri sendiri. Sebagai pemimpin, Anda perlu melatih diri untuk menjadi lebih tangguh agar Anda pun bisa mempengaruhi tim Anda untuk jadi lebih resilien.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membangun diri menjadi pemimpin yang lebih tangguh.

1.     Lihat rintangan sebagai tantangan, bukan penghalang

Dengan melihat rintangan sebagai tantangan, Anda dan tim cenderung lebih termotivasi untuk menyelesaikan suatu proyek atau tugas, alih-alih melihatnya sebagai penghalang yang mempersulit keseluruhan proses.

2.     Ajari tim bahwa stres tidak selalu negatif

Stres secara umum memang negatif, tapi dengan melihat stres sebagai motivator dan faktor untuk perkembangan diri, Anda dan tim bisa merasa lebih tertantang untuk berproses untuk mengelola stres dengan sudut pandang positif.

3.     Latih diri untuk nyaman dengan ketidaknyamanan

Dengan merasa nyaman di tengah ketidaknyamanan, Anda dan tim bisa terus bekerja dengan optimal. Meski pada kenyataannya, banyak sekali perubahan atau tantangan pemimpin masa kini yang menghadang Anda.

4.     Belajar untuk mempelajari masa lalu, bukan overthinking

Overthinking sangat buruk untuk mentalitas diri dan tim. Maka dari itu, Anda harus mulai untuk mempelajari masa lalu, bukan terus berlarut dalam kegagalan di masa lalu. Perbedaannya ada pada apa yang bisa Anda ubah untuk ke depannya, bukan menyesali apa yang sudah terjadi.

5.     Hadirkan pembelajaran dan pengembangan skill yang berkelanjutan

Mengadakan proses pengembangan skill yang berkelanjutan penting bagi Anda dan tim. Dengan ini, Anda memastikan hadirnya pertumbuhan secara jangka panjang dan memiliki rencana yang tersusun untuk bisa mempertahankan kinerja dan produktivitas tim.

6.     Bergerak dengan orientasi tujuan

Dengan memiliki tujuan, semua langkah dan keputusan yang diambil bisa diambil dengan lebih tenang, bijaksana, dan adaptif terhadap situasi.

7.     Belajar menghadapi kenyataan

Apapun yang terjadi, Anda dan tim harus bisa pulih. Untuk bisa mewujudkan hal tersebut, Anda dan tim harus bisa menerima kenyataan yang negatif.

Ayo Jadi Pemimpin yang Resilien dan Adaptif Terhadap Perubahan!

Kondisi dan kapabilitas seorang pemimpin sangat mempengaruhi anggota timnya. Maka dari itu, sebagai pemimpin yang baik, Anda perlu menerapkan resilience leadership agar tim Anda termotivasi untuk kuat bertahan di era penuh perubahan seperti saat ini.

Ketujuh poin di atas bisa menjadi langkah awal bagi Anda untuk berubah dan menjadi pemimpin yang resilien dan tangguh untuk tim Anda! Ayo ambil langkah untuk #MemulaiPerubahan dan jadilah pemimpin yang berbekal skill resilience leadership!

Referensi:

https://www.imd.org/research-knowledge/articles/resilient-leadership-navigating-the-pressures-of-modern-working-life
https://www.forbes.com/sites/brentgleeson/2021/04/13/resilience-in-leadership-how-to-lead-and-win-despite-change-and-obstacles/?sh=65d3e4e933c5
https://www.ccl.org/articles/leading-effectively-articles/8-steps-help-become-resilient/
https://blog.saberr.com/resilient-leadership-examples-strategies

Artikel Terkait

Komentar