Cerita Kuncie: Memperlebar Kesempatan ke Jenjang karier yang Lebih Baik Berkat Pengembangan Diri

[sgmb id=2]

Jenjang karier dan pendapatan meningkat merupakan dua hal yang diinginkan banyak pekerja. Tentu saja, untuk mencapai dua hal tersebut harus disertai dengan kemauan untuk belajar hal baru dan kemauan untuk melakukan pengembangan diri.

Di sini, Pak Didi menunjukkan bahwa kemauan untuk belajar hal baru dan melakukan pengembangan diri memperbesar kesempatannya dalam mencapai jenjang karier yang lebih baik. Lantas, bagaimana pengembangan diri sangat memiliki pengaruh dalam perjalanan karier Pak Didi? Yuk, simak artikel berikut!

Halo! Sebelum mengobrol lebih lanjut, boleh diceritakan di mana Pak Didi bekerja sekarang dan di posisi apa?

Halo, perkenalkan nama Saya Didi. Saat ini saya bekerja di Telkomsel, salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Untuk posisi, saya kebetulan sekarang diamanahkan sebagai auditor di perusahaan tersebut.

Apa saja, sih, tanggung jawab utama yang harus diemban oleh seorang auditor?

Sesuai dengan namanya, seorang auditor melakukan proses pengerjaan audit. Untuk secara spesifiknya tugas auditor adalah agar memastikan aktivitas pekerjaan kita sudah sesuai dengan ketentuan yang ada di perusahaan, SOP, dan best practice yang ada di dunia. Kita juga melihat apakah ada gap di antara ketentuan-ketentuan tadi dan melakukan analisa lebih lanjut apakah ada sesuatu yang harus di-improve atau tidak.

Tugas ini melingkupi semua aspek yang ada di perusahaan seperti aspek finansial, aspek business commerce, aspek investasi, aspek IT, dan masih banyak lagi. Namun, tidak semua auditor bisa menguasai semuanya. Alhasil, mereka akan dibagi atas beberapa bidang seperti yang dijelaskan tadi.

Apakah Pak Didi mengawali karier sebagai auditor?

Sebenarnya posisi auditor ini adalah ketika saya bekerja sekian lama di Telkomsel. Bahkan, awalnya saya bukan sebagai auditor, karena background saya seorang IT. Pendidikan saya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan S1 saya berbasis IT, saya belajar tentang programming, membuat aplikasi, membuat macam-macam yang berhubungan dengan IT. Di Telkomsel sendiri saya memulai karier saya sebagai IT staf atau di bagian operation.

Nah, seiring berjalannya waktu dari unit internal audit membutuhkan resource tambahan yang berbasis IT untuk membantu aktivitas audit. Ketika ditawarkan saya tidak punya kemampuan tersebut. Namun, pihak tersebut mengajarkan bagaimana cara audit.

Dalam waktu beberapa bulan saya belajar dan mengenali tentang seluk-beluk sebagai auditor. Karena saya ada di bagian auditor bagian IT, secara pekerjaan tidak jauh dengan bidang IT. Namun, kalau sebelumnya sebagai pelaksana atau staf, di dalam auditing kita naik level.

Ketika menjadi auditor kita melihat bagaimana IT dari sisi seorang auditor. Dari situ saya belajar dan merasakan bahwa posisi ini ternyata menarik juga. Dan saya juga mulai mencoba mendalami lagi tentang auditor ini.

Ada tiga hal yang menjadi pertimbangan ketika orang melakukan career switching, yakni karier, gaji, dan work-life balance. Nah, di antara tiga itu Bapak yang mana?

Mungkin saya ada di karier ya. Saya merasa apabila berada di bagian staf IT, saya kurang berkembang, meskipun dunia IT tidak akan pernah habis. Dengan mempelajari hal-hal dan pengalaman baru, saya akan berkembang. Otomatis karier saya berkembang, tentu ada work-life balance, dan gaji juga turut ikut naik. Anggap saja untuk gaji itu bonus dari itu semua.

Apa yang menjadi tantangan Pak Didi ketika menjadi seorang Auditor?

Memang, awalnya saya sebagai IT Auditor, tapi pada praktiknya, kita juga dituntut untuk melakukan audit di bidang lain, seperti pengadaan di bidang IT atau produk. Kemudian, sekarang kita mengenal dengan istilah digital advertising. Hal ini mengacu pada marketing tapi masih berhubungan dengan teknologi informasi. Selain itu, ada data analytics.

Artinya, saya harus membekali diri saya dengan ilmu-ilmu lain di luar IT untuk bisa menghasilkan sesuatu yang relate dengan kondisi-kondisi bisnis. Entah itu dari aspek finance atau pengadaan yang baik itu seperti apa. Alhasil ini yang menjadi tantangan untuk saya.

Apa manfaat pengembangan diri atau upskilling menurut Pak Didi di bidang yang Bapak geluti seperti sekarang?

Sudah pasti Kita sebagai auditor tidak boleh ketinggalan dari klien kita supaya frekuensi kita bisa terkoneksi dengan mereka. Kita menyebut klien karena kita harus menganggap mereka layaknya partner.

Kita juga harus sama-sama mengetahui tentang apa yang menjadi tren atau permasalahan yang sedang terjadi, agar kita bisa mencari tahu dan tambahan informasi tentang apakah yang mereka butuhkan. Dengan demikian, apa yang kita rekomendasikan ke klien kita tepat sasaran.

Boleh beri saran untuk teman-teman yang sedang melakukan career switch?

Pastinya kita harus mengetahui kekuatan kita apa, kita punya kelebihan apa. Mungkin kita punya kekuatan di bidang marketing. Atau kita bisa melihat hal-hal yang perlu di-improve, seperti auditor. Nah, ketika kita mengetahui kelebihan-kelebihan tersebut, kita harus yakin bahwa kita bisa dan punya basic knowledge yang cukup.

Kemudian kita harus riset apakah memungkinkan untuk kita atau tidak. Di samping itu, kita juga harus tahu tentang prospek ke depan tentang apa yang akan kita geluti. Jangan sampai kita career switch pendapatannya malah lebih sedikit. Tentu aspek ekonomi juga harus kita pertimbangkan.

Selain itu, untuk alih karier kita harus punya networking yang bagus. Jadi, kita ada teman-teman yang bisa kita jadikan acuan di bidang yang akan kita dalami. Begitu juga menjadi auditor. Kita harus memiliki pengetahuan dan menjalin pertemanan.

Apalagi networking sekarang lebih mudah. Kita bisa mendapatkan jejaring tanpa harus bertatap muka. Kita bisa mendapatkannya melalui online.

Jujur saja, saya sudah memiliki sertifikasi auditor. Nah, dari sini saya juga bisa mendapatkan networking melalui komunitas IT auditor. Saya di sana bisa belajar dan sharing dengan teman-teman sesama auditor.

Baca Juga: Cerita Kuncie: Perjalanan Pengembangan Karir Perempuan Inspiratif yang Berprestasi Hingga Level Internasional

Kira-kira menurut Bapak apa tantangan dalam proses belajar hal baru?

Kadang-kadang kita pasti naik-turun. Ada kalanya kita semangat, ada kalanya kita bosan. Begitu juga belajar. Walaupun begitu, kita harus mantapkan niat ketika kita belajar. Sayang saja kita sudah membayar mahal tapi tidak dimaksimalkan. Di sini kita harus positive thinking dan istiqomah. Misal kita bosan, kita bisa cari jalan lain agar proses pembelajaran menjadi lebih fun.

Di era sekarang di mana kita bisa belajar tanpa tatap muka, menurut Bapak apa yang menjadi tantangan dari metode pembelajaran seperti itu?

Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam belajar online akan lebih banyak distraksi seperti diajak ngobrol, sambil menyetir mobil, dan lain-lain. Di sini kita harus mengalokasikan waktu secara khusus. Selain itu, terkadang kita merasa sendirian karena kita belum tahu teman-teman satu kelas kita.

Tapi apapun itu kita harus berusaha. Kita harus tahu motivasinya seperti apa. Percuma saja kita belajar tatap muka tapi tidak punya motivasi dan komitmen.

Bagaimana pengalaman Pak Didi selama belajar di program Mini MBA Kuncie?

Di dalam program ini ada self-learning dan juga live session yang menurut saya seru. Selain itu, di dalam kelas ini ada game yang menuntut kita untuk mempelajari case-case tertentu. Di sini kita diminta berperan sebagai CEO untuk mengerjakan dummy project.

Di kelas Executive Mini MBA Kuncie juga ada moderator dan juga pembicara yang bisa kita tanyakan. Nah, di sini yang membuat program ini tetap menghadirkan interaksi dua arah yang menurut saya masih sangat perlu.

Ada cerita unik lainnya kah?

Sejujurnya, saya kan balapan lulus ya dengan anak saya. Maksudnya waktu saya mengambil program Mini MBA SBM ITB ini, anak saya kebetulan sedang menempuh studinya di SBM ITB mahasiswa angkatan 2021. Di waktu itu, perkuliahan anak saya dilakukan secara online. Di situ saya sangat tertarik dengan materi yang ada di perkuliahan tersebut. Saya diam-diam mendengarkan perkuliahan tersebut.

Nah, mengetahui Kuncie punya program Mini MBA SBM ITB, saya diam-diam langsung mendaftarkan diri saya ke program tersebut. Setelah lulus, saya bilang ke anak saya kalau saya lulus dari SBM ITB. Di situ anak saya tahu kalau saya ikut program Kuncie ini. Di sini saya memberi motivasi ke anak saya kalau saya bisa lulus program MBA SBM ITB, anak saya juga harus bisa. Jangan sampai semangatnya kalah dengan bapaknya.

Tak hanya itu saja, saya juga tidak ketinggalan ilmu dengan anak saya. Ketika kita diskusi atau saling sharing saya bisa mengimbangi knowledge-nya.

Raih Manfaat Pengembangan karier seperti Pak Didi!

Usia bukan masalah untuk tetap belajar. Maka dari itu, terus belajar, lakukan pengembangan diri, dan jangan takut untuk melakukan perubahan. Mulai ambil langkah untuk mempelajari skill baru agar menjadi talenta yang tetap bersaing dan relevan dengan zaman.

Kuncie menghadirkan sebuah produk pembelajaran komprehensif berupa Program Kuncie Executive Mini MBA dengan pendamping dari profesional seperti CEO dan tenaga pengajar dari SBM ITB. Di sini kamu bisa mendapatkan insight, ilmu dan pengalaman sangat berharga.

Yuk, mulai belajar sekarang! Telusuri materi pembelajaran yang kamu inginkan di sini!

Artikel Terkait

Komentar