Perbedaan Karya Tulis Fiksi dan Nonfiksi, serta Ciri-Cirinya

March 31, 2023
Category: Creative
[sgmb id=2]

Secara sekilas, karya tulis fiksi dan nonfiksi, baik dalam bentuk novel, cerita pendek, atau novella, bisa dibedakan dengan mudah. Namun secara lebih detail, ada banyak perbedaan antara karya cerita fiksi dan nonfiksi yang bisa dibandingkan. Tema, latar, alur, bahkan tokoh dan sudut pandang; semua bisa menjadi faktor pembeda antara karya tulis fiksi dan nonfiksi.

Namun, sebelum kita membahas perbedaan fiksi dan nonfiksi, mari kita bahas ciri-ciri masing-masing jenis karya tulis!

Apa itu Cerita Fiksi?

Jika kamu suka membaca novel berisi cerita karya penulis seperti Dee Lestari, berarti kamu menyukai karya tulis fiksi. Cerita fiksi adalah sebuah cerita yang bersifat khayalan, rekayasa atau rekaan manusia. Cerita fiksi juga bisa diartikan sebagai suatu karya berisi kisah yang tidak nyata atau tidak ada bentuk nyatanya.

Contoh cerita fiksi yang kemungkinan kamu kenali adalah novel fiksi. Novel fiksi berisi kisah yang tidak benar-benar terjadi, sehingga kejadiannya tidak perlu dan tidak bisa diverifikasi kebenarannya.

Unsur-unsur Cerita Fiksi

Ada beberapa unsur cerita fiksi yang biasanya tidak ada atau tidak dibahas secara mendalam di cerita fiksi. Unsur-unsur ini bisa menjadi hal-hal pertama yang kamu cari ketika kamu penasaran apakan suatu buku merupakan fiksi atau nonfiksi. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

1.     Tema

Tema adalah gagasan utama atau pokok dari cerita yang dibuat. Biasanya, tema bisa berbentuk konsep cerita secara umum atau esensi dari cerita yang ditulis.

2.     Latar

            Latar adalah lokasi atau kondisi di mana cerita terjadi. Biasanya, latar terdiri dari dua jenis, yaitu latar waktu (tahun, misal tahun 2022, dan jam, misal sore hari) dan latar lokasi (misal, Kota Denpasar atau rumah seseorang).

3.     Alur atau plot

            Alur atau plot adalah jalan cerita yang dibuat. Alur menggambarkan kejadian-kejadian penting yang menggerakkan cerita atau mengubah sudut pandang cerita.

4.     Tokoh dan penokohan

            Tokoh adalah karakter atau figur-figur yang terlibat dalam cerita fiksi, sedangkan penokohan adalah sifat atau karakteristik dari masing-masing karakter tersebut. Keduanya sangat penting dalam cerita fiksi karena mereka lah yang membuat cerita menjadi lebih menarik.

5.     Sudut Pandang

            Sudut pandang adalah bagaimana cerita disajikan untuk memposisikan pembaca ketika membaca karya cerita. Biasanya ada 2 sudut pandang, yaitu orang pertama dan orang ketiga. Sudut pandang orang pertama berarti penulis membuat cerita dengan cara memasukkan pembaca di sudut pandang tokoh utama cerita, seakan pembaca terlibat dalam ceritanya.

Berbeda dengan sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga adalah ketika pembaca tidak terlibat dalam cerita yang disajikan dan kesannya hanya menjadi penonton saja.

6.     Amanat

            Cerita fiksi kerap memiliki amanat sebagai pelajaran bagi pembacanya. Amanat ini biasanya bisa disimpulkan di akhir cerita, ketika alur semua karakter sudah selesai dan hasil akhir cerita sudah terungkap. Misal, jadilah orang yang jujur karena kebohongan akan selalu terungkap.

Ciri-ciri Cerita Fiksi

Ada beberapa ciri-ciri spesifik yang bisa kamu lihat dari suatu karya tulis atau cerita fiksi. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

1.     Bersifat Khayalan

            Sesuai namanya, cerita fiksi hanyalah khayalan dan tidak dibuat berdasarkan kejadian yang benar-benar terjadi. Cerita fiksi biasanya berasal dari imajinasi atau ciptaan dari penulisnya.

2.     Menggunakan Bahasa Majas

Biasanya, karya fiksi atau cerita fiksi dibuat menggunakan bahasa majas. Beberapa contoh majas yang kerap digunakan adalah majas hiperbola, personifikasi, dan paradoks. Penggunaan bahasa majas ini bertujuan untuk membuat karya tulis menjadi lebih sentimentil, sehingga pembacanya lebih menikmati dan mendapatkan ikatan emosional dengan tulisan tersebut.

3.     Menggunakan Gaya Bahasa

            Karya fiksi atau cerita fiksi ditulis oleh seorang penulis. Biasanya, masing-masing penulis memiliki gaya bahasa atau pilihan kata masing-masing, sehingga tulisannya menjadi lebih spesifik dan khas. Penggunaan gaya bahasa ini juga bertujuan untuk membuat tulisan lebih hidup.

4.     Lebih Imajinatif

Tentunya sebagai suatu karya fiksi, isi cerita yang disajikan lebih imajinatif. Artinya, penulis memiliki kebebasan untuk menulis alur, latar belakang, tema, bahkan sudut pandang sesuai keinginan penulis. Maka dari itu, biasanya cerita fiksi menarik untuk dibaca.

Apa itu Cerita Nonfiksi?

Berbanding terbalik dengan cerita fiksi, cerita nonfiksi adalah cerita yang dibuat berdasarkan fakta dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya (misal, ada saksi mata, rekaman, atau bukti lainnya). Selain cerita, karya tulis nonfiksi juga bisa diartikan sebagai tulisan yang dibuat berdasarkan kajian keilmuan dan atau pengalaman.

Contoh tulisan nonfiksi adalah jurnal penelitian, artikel berita, dan laporan kejadian kejahatan. Ketiganya dibuat berdasarkan penelitian atau kejadian nyata dan tidak mengandung unsur yang dibuat-buat.

Ciri-ciri Cerita Nonfiksi

Ada beberapa ciri cerita nonfiksi yang bisa kamu perhatikan sebagai penanda cerita nonfiksi. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

1.     Tidak menggunakan gaya bahasa

            Karya nonfiksi biasanya tidak menggunakan bahasa yang berbunga-bunga atau figuratif. Tulisan nonfiksi biasanya berbentuk deskriptif yang literal, sehingga tidak ada ruang untuk kosakata yang imajinatif.

2.     Menggunakan bahasa denotatif

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, karya nonfiksi biasanya ditulis dengan bahasa yang literal atau denotatif. Denotatif berarti kata yang objektif. Jadi, tidak ada penggunaan kata yang memiliki makna berbeda atau figuratif dalam tulisan nonfiksi.

3.     Berbentuk karangan ilmiah

            Biasanya, tulisan nonfiksi berbentuk karangan ilmiah yang menjabarkan informasi spesifik tentang suatu kejadian atau ilmu tertentu. Isi tulisan adalah informasi yang bisa diverifikasi dan diuji kebenarannya.

4.     Ditulis berdasarkan kajian

            Tulisan nonfiksi dibuat dengan penelitian dan latar belakang yang mendalam, alih-alih dari imajinasi. Kebenaran informasi yang disampaikan dalam tulisan nonfiksi perlu bisa diverifikasi. Maka dari itu, tulisan nonfiksi biasanya dibuat berdasarkan kajian, riset, atau penelitian mendalam tentang topik tertentu.

5.     Lebih informatif

            Karya tulis nonfiksi dibuat bukan untuk menghibur, tapi untuk menyampaikan informasi. Maka dari itu, sifatnya lebih informatif dibanding tulisan fiksi. Biasanya ada poin-poin informasi tertentu yang ingin disampaikan melalui tulisan tersebut.

6.     Terjadi di dunia nyata

Tulisan nonfiksi telah terjadi di dunia nyata, sehingga kebenarannya bisa dipastikan. Baik sejarah, riset, ataupun berita, ketiganya sudah dibuktikan pernah terjadi sehingga tulisan tersebut pun tergolong ke dalam tulisan nonfiksi.

Perbedaan Utama Antara Fiksi dan Nonfiksi

Setelah membahas definisi dan ciri-ciri tulisan fiksi dan nonfiksi, kita bisa membandingkan sifat dari keduanya dan melihat perbedaaanya. Berikut adalah perbedaan-perbedaan utama dari tulisan fiksi dan nonfiksi:

  1. Tulisan fiksi dibuat berdasarkan imajinasi dan angan-angan seorang penulis, sedangkan tulisan nonfiksi bersifat benar dan berdasarkan kejadian nyata.
  2. Tulisan fiksi mengandung dunia imajiner. Dengan tokoh, situasi, latar, dan dialog yang tidak pernah terjadi. Sedangkan nonfiksi mengandung informasi yang benar, fakta yang bisa dibuktikan, atau peristiwa yang betul-betul terjadi.
  3. Tulisan fiksi bersifat subjektif, karena penulis memiliki kebebasan untuk membuat cerita berdasarkan pendapat atau perspektifnya sendiri. Nonfiksi bersifat objektif karena penulis harus menulis murni berdasarkan fakta atau kejadian yang terjadi karena tidak ada ruang untuk imajinasi, jadi penulis harus lugas.
  4. Penulis yang membuat karya fiksi bebas membuat cerita sesuai keinginannya, agar lebih menarik bagi pembaca. Sebaliknya, penulis nonfiksi tidak memiliki kebebasan tersebut dan hanya bisa menyampaikan informasi yang benar atau nyata.
  5. Tulisan fiksi bersifat terbuka terhadap interpretasi pembacanya. Sedangkan, tulisan nonfiksi bersifat mutlak atau hanya ada satu interpretasi.
  6. Tujuan utama adanya tulisan fiksi adalah untuk menghibur pembacanya, sedangkan tulisan fiksi dibuat untuk menyampaikan informasi tertentu kepada para pembacanya.
  7. Biasanya tulisan fiksi tidak memiliki referensi. Namun, referensi pada tulisan nonfiksi wajib dicantumkan agar kredit referensi tulisan tetap terlihat, sekaligus membuat tulisan lebih kredibel.
  8. Fiksi bisa ditulis dengan berbagai sudut pandang, yaitu sudut pandang penulis atau tokoh, yaitu tokoh utama atau pendukung cerita. Sebaliknya, tulisan nonfiksi selalu dibuat dari sudut pandang penulis.

Belajar Gaya Menulis dengan Kelas Kaizen Writing Dee Lestari di Kuncie!

Yuk belajar menulis dengan salah satu penulis ternama Indonesia, Dee Lestari! Bersama Kuncie, Dee Lestari membuka kelas penulisan dengan metode penulisan yang kerap digunakannya, yaitu Metode Kaizen Writing.

Kaizen, perbaikan kecil yang dilakukan berkesinambungan, adalah prinsip yang dijalani, diyakini dan diterapkan oleh Dee Lestari dalam menulis.

Nantinya, di kelas ini Dee Lestari akan menunjukkan tahap-tahap yang ia lakukan ketika menulis, hal apa saja yang perlu dicermati ketika berproses, dan berbagai perbaikan yang bisa diterapkan agar kemampuan menulis kamu terus bertumbuh.

Kelas Kaizen Writing Dee Lestari ini terbuka untuk umum. Jadi, siapa pun kamu dan di level apa pun kemampuan kamu menulis, kamu bisa belajar menulis bersama salah satu penulis terbaik Indonesia!

Referensi:

https://bookriot.com/difference-between-fiction-and-nonfiction/#:~:text=For%20writers%20and%20readers%20alike,on%20actual%20events%20and%20people.
https://keydifferences.com/difference-between-fiction-and-nonfiction.html
https://deepublishstore.com/blog/perbedaan-cerita-fiksi-dan-non-fiksi/
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61b2f5e561ef3/cerita-fiksi-dan-nonfiksi-pengertian-beda-dan-contohnya

Artikel Terkait

Komentar