Gerakan kesetaraan gender sedang marak dibahas. Tak terkecuali di lingkungan kerja, terutama untuk posisi pemimpin. Indonesia menempati posisi ke-4 untuk negara dengan jumlah pemimpin perempuan. Namun, isu women leadership masih menjadi perhatian banyak pihak.
Mari kita ulas topik ini dengan lebih mendalam!
Definisi Women Leadership
Secara singkat, Women Leadership adalah konsep kepemimpinan perempuan. Meski terkesan sederhana, konsep kepemimpinan perempuan memiliki sejarah dan signifikansi panjang yang patut dibahas.
Terdapat banyak stigma dan stereotipe terhadap perempuan yang mempersulit keberadaan pemimpin perempuan di Indonesia, bahkan di dunia. Stigma dan stereotipe ini muncul karena adanya sistem patriarki yang tumbuh dan mengakar sejak dulu, mempengaruhi bagaimana individu bahkan masyarakat melihat perempuan.
Batasan-batasan ruang gerak dibuat dan ditekankan, membuat perempuan kesulitan untuk menjadi sesuatu di luar gambaran spesifik yang sesuai dengan sistem patriarki. Misal, perempuan yang ingin bekerja di bidang yang didominasi laki-laki cenderung akan menghadapi tantangan dan diskriminasi sehingga memperlambat laju perkembangan kariernya.
Konsep Women Leadership adalah sebuah bentuk revolusi budaya untuk melawan sistem patriarki yang sudah mendarah daging agar dapat mencapai kesetaraan gender.
Pemimpin Wanita Sukses di Indonesia dan Dunia
Seiring berjalannya waktu, banyak perempuan perlahan-lahan punya kesempatan untuk menjadi pemimpin. Dengan ini, mereka membuktikan bahwa perempuan juga bisa dan layak menjadi seorang pemimpin. Berikut ini beberapa perempuan yang menjalani hari-hari mereka untuk membuktikan diri sebagai pemimpin yang bisa dikagumi dan dijadikan contoh.
1. Mari Elka Pangestu, Managing Director of Development Policy and Partnership, World Bank
Mari Elka Pangestu adalah Managing Director of Development Policy and Partnership di World Bank. Saat ini ia juga merupakan salah satu Guru Besar di Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia. Perempuan berumur 66 tahun ini juga pernah menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia di tahun 2011-2014 dan Menteri Perdagangan Indonesia di tahun 2004-2011.
2. Nurhayati Subakat, Pendiri dan CEO PT Paragon Technology & Innovation (Wardah)
Nurhayati Subakat adalah pengusaha dan filantropis. Ia adalah pendiri dan CEO dari PT Paragon Technology & Innovation, perusahaan di balik berbagai merek kosmetik ternama Indonesia seperti Wardah, Emina, Make Over, dan Kahf. Kini, perusahaan kosmetiknya menguasai 30% pangsa pasar kosmetik Indonesia, menjadikannya perusahaan kosmetik nasional terbesar di Indonesia.
3. Dian Siswarini, Presiden Direktur PT XL Axiata
Dian Siswarini adalah Presiden Direktur PT XL Axiata sejak tahun 2015 silam. Perempuan yang berkuliah di jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung (ITB) ini sudah lama berkecimpung di dunia kerja yang didominasi laki-laki sebagai seorang engineer. Bahkan, ia memulai karirnya dengan memanjat dan memperbaiki menara telekomunikasi.
4. Ira Noviarti, Presiden Direktur Unilever Indonesia
Ira Noviarti adalah perempuan kelahiran Jakarta yang saat ini menduduki posisi Presiden Direktur untuk Unilever Indonesia. Ia bergabung dengan Unilever sejak tahun 1995. Selain memimpin Unilever secara keseluruhan, ia juga merupakan pemimpin komite keberagaman dan inklusivitas perusahaan yang berfokus pada peningkatan keterwakilan perempuan di perusahaan.
5. Phillia Wibowo, Leader of People & Organizational Performance Practice, McKinsey & Company Indonesia
Phillia Wibowo bergabung dengan McKinsey pada 1998 sebagai konsultan pertama yang direkrut dari universitas di Indonesia. Selanjutnya, ia menjadi partner perempuan pertama dari Indonesia di McKinsey & Company, dan kini menjadi Leader of People & Organizational Performance Practice, McKinsey & Company Indonesia.
6. Angela Ahrendts, Mantan Wakil Presiden Senior, Apple Retail
Angela Jean Ahrendts adalah pebisnis perempuan yang pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Senior untuk Apple Inc. bagian retail. Ia juga pernah menjadi CEO untuk Burberry. Kini, ia adalah anggota Board Airbnb, Ralph Lauren and WPP.
7. Indra Nooyi, Mantan CEO, PepsiCo
Indra Nooyi adalah perempuan yang pernah menjadi CEO untuk perusahaan PepsiCo pada tahun 2006 hingga 2018. Ia adalah perempuan imigran pertama yang menjadi pemimpin perusahaan Fortune 500. Selama menjabat sebagai CEO, ia mendapatkan banyak penghargaan, di antaranya adalah Time’s Most Influential People in the World pada tahun 2007 dan 2008.
8. Michele Buck, CEO, Hershey’s
Michele Buck adalah CEO salah satu perusahaan cokelat terbesar di Amerika, the Hershey’s Company. Ia juga merupakan Chairman, President, dan CEO perempuan pertama untuk Hershey’s.
9. Rosalind Brewer, CEO, Walgreens
Rosalind Brewer adalah perempuan asal Detroit, Michigan, yang kini menduduki posisi CEO Walgreens Boots Alliance, perusahaan di balik perusahaan retail farmasi terbesar kedua di Amerika Serikat, Walgreens.
10. Mary Barra, CEO, General Motors
Mary Barra adalah perempuan berumur 61 tahun yang kini menjadi Ketua dan CEO General Motors atau GM, perusahaan otomotif yang mendesain, membuat, memasarkan, dan mendistribusikan kendaraan dan suku cadang kendaraan.
Baca Juga: Karakter yang Kamu Butuhkan untuk Menjadi Pemimpin Efektif
Tantangan Women Leadership
Keberadaan pemimpin perempuan sangat penting di lingkungan kerja. Yang perlu digarisbawahi bukanlah memaksakan keberadaan perempuan sebagai pemimpin, tapi melihat bahwa kepemimpinan tidak berdasarkan dari gender. Perempuan juga memiliki potensi dan kemampuan yang mumpuni untuk menjadi pemimpin, sehingga patut untuk mendapatkan kesempatan yang sama.
Apa saja kesulitan dan tantangan tambahan yang dihadapi oleh perempuan ketika menjadi seorang pemimpin? Mari kita ulas satu persatu!
1. Laki-laki masih menjadi mayoritas
Berdasarkan riset yang dirilis Katadata pada tahun 2021, sebanyak 33,08% posisi manajerial di Indonesia diisi oleh perempuan. Jumlah itu meningkat 2,71% dibandingkan tahun 2020 yang hanya sebesar 30,37%. Namun, angka tersebut masih sangat jauh dibandingkan posisi yang diisi oleh laki-laki, sebesar 66,2%. Laki-laki masih memegang mayoritas posisi manajerial di Indonesia.
2. Kesulitan dalam menciptakan jaringan yang mendukung
Networking atau jejaring sangat memegang peran dalam kesuksesan, termasuk ketika membahas women leadership. Dengan jejaring yang mendukung, seseorang bisa mendapatkan akses ke informasi, pengetahuan, dan fasilitas untuk mendukung prosesnya menjadi seorang pemimpin yang baik. Adanya stigma seputar perempuan dan kepemimpinan perempuan mempersulit perempuan untuk untuk membangun jejaring.
3. Menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga bukanlah hal yang mudah
Kembali ke adanya sistem patriarki yang berakar kuat di masyarakat, perempuan masih diharapkan untuk mampu menjaga kondisi keluarga, kadang seorang diri. Adanya ekspektasi ini mempersulit perempuan untuk menyeimbangkan kehidupannya, antara pekerjaan dan keluarga.
4. Harapan perempuan seringkali lebih rendah
Terbiasa hidup di lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh sistem patriarkal yang kuat membuat perempuan di Indonesia memiliki mimpi yang relatif lebih sederhana dibandingkan laki-laki. Hal ini membuat mereka kerap tidak mengharapkan posisi yang terlalu tinggi atau tidak mengoptimalkan kemampuan mereka untuk melampaui ekspektasi. Mindset seperti ini sangat mempengaruhi kesuksesan perempuan dan partisipasi perempuan di posisi-posisi kepemimpinan.
5. Wanita dilabeli sebagai figur emosional
Salah satu stigma paling menyakitkan bagi kaum perempuan adalah label emosional. Aitong Li and Avina Gupta, dalam tulisan mereka yang berjudul “The Paradox of Workplace Anger: How Women Can Level the Playing Field”, menyatakan bahwa perempuan lebih mudah dilihat secara negatif dibanding laki-laki ketika mengekspresikan amarah di lingkungan kerja. Perempuan yang marah dianggap lemah dan tidak bijaksana, sedangkan laki-laki yang marah dianggap kuat dan bisa menjadi pemimpin yang disiplin.
10 Alasan Mengapa Perlu Ada Lebih Banyak Perempuan di Posisi Kepemimpinan
Kini saatnya kita membahas mengapa sosok pemimpin perempuan sangat penting, terutama di tempat bekerja. Ada banyak sifat yang menunjukkan bahwa perempuan tak hanya mampu menjadi pemimpin, namun juga memiliki kemampuan lainnya yang membantunya menjadi pemimpin yang sukses. Mari kita bahas satu persatu!
1. Membentuk masa depan yang lebih baik
Keberadaan perempuan di posisi kepemimpinan akan menjadi inspirasi bagi perempuan lain dari generasi selanjutnya untuk menjadi pemimpin.
2. Munculnya ide transformasional yang lebih segar
Menurut riset yang dilakukan peneliti dari Purdue University dan State University of New York di Fredonia menunjukkan bahwa perempuan lebih transformasional dari laki-laki, sebuah sifat yang sangat dibutuhkan di dunia kerja.
3. Meningkatkan kerja sama antar anggota tim
Perempuan mampu membuat keputusan yang berani dan bijaksana di ruang bekerja, sekaligus membangun atmosfer bekerja yang lebih kolaboratif dan kooperatif, alih-alih otoriter.
4. Munculnya nilai kepemimpinan yang lebih unggul
Berdasarkan survei dari Pew Research Center Social and Demographic Trends, perempuan menunjukkan sifat-sifat kepemimpinan, seperti kecerdasan dan kejujuran, yang lebih superior dibandingkan laki-laki.
5. Meningkatkan komunikasi dalam tim
Komunikasi adalah salah satu kemampuan penting untuk kesuksesan sebuah bisnis, dan perempuan memiliki kemampuan komunikasi yang relatif lebih kuat dan lebih baik.
6. Mendapatkan financial outcome yang lebih baik
Financial outcome yang lebih baik tentunya menjadi keinginan semua orang. Perempuan bisa menyediakan strategi yang tepat sasaran demi mendapatkan financial outcome yang lebih baik.
7. Memberikan pandangan dan perspektif baru yang segar
Terbiasa dengan pemimpin laki-laki, seorang pemimpin perempuan bisa memberikan keberagaman pandangan dan perspektif baru yang segar di area bekerja.
8. Menyediakan bimbingan dan mentorship yang lebih baik
Sebanyak 29% perempuan percaya bahwa gender mereka akan menjadi hambatan. Dengan adanya pemimpin perempuan, mereka akan lebih termotivasi untuk menjadi pemimpin yang kelak akan menginspirasi perempuan lain.
9. Memiliki kemampuan multitasking
Ibu rumah tangga, perempuan karir, istri. Perempuan terbiasa multitasking, atau menjadi banyak hal sekaligus. Kemampuan ini membantu perempuan beradaptasi dengan lebih cepat dan mampu memprioritaskan task dengan lebih baik.
10. Menutup kesenjangan upah berdasarkan gender
Kesenjangan upah berdasarkan gender merupakan sebuah isu kesetaraan gender yang sangat besar. Dengan adanya perempuan di posisi kepemimpinan, kesenjangan upah bisa diminimalkan.
Jadi Female Leader yang Sukses dengan Program Mini MBA dari Kuncie!
Melihat sejumlah female leaders yang sukses menjadi pemimpin di perusahaan skala nasional dan internasional, dapat disimpulkan bahwa perempuan mampu menjadi pemimpin. Dan layaknya semua pemimpin, sumber ilmu pengetahuan yang tepat bisa membantu perempuan menjadi pemimpin yang sukses, salah satu jalannya adalah Program Mini MBA dari Kuncie!
Program Mini MBA, hasil kerja sama Kuncie dengan Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB, adalah program online fast-track untuk mempelajari manajemen bisnis dengan lebih dalam dan berfokus pada pengembangan bisnis. Program ini merupakan program non-degree dengan materi kelas Master Business Administration (MBA) yang dipadatkan.
Ayo jadi pemimpin perempuan yang sukses dengan mengikuti program Mini MBA dari Kuncie!
Referensi:
https://greatdayhr.com/id-id/blog/women-leadership-adalah/#:~:text=Women%20leadership%20atau%20kepemimpinan%20perempuan,yang%20telah%20mengakar%20sejak%20dulu.
https://www.naturalhr.com/2021/03/23/10-reasons-why-the-world-needs-more-women-in-leadership-roles/
https://www.thecut.com/article/25-famous-female-leaders-on-empowerment.html
https://wartaekonomi.co.id/read233938/inilah-16-pemimpin-perempuan-berpengaruh-di-indonesia-versi-warta-ekonomi
https://www.fortuneidn.com/business/pingit/fortune-indonesia-most-powerful-women-2022
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/07/10/hanya-33-manajer-di-indonesia-merupakan-perempuan
https://www.linkedin.com/pulse/workplace-anger-women-susan-r-madsen/
https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2019/may/12/science-of-anger-gender-age-personality
http://mlkrook.org/pdf/Eagly_1992.pdf
https://investor.id/national/246322/indonesia-peringkat-keempat-pemimpin-perempuan-terbanyak-di-dunia
Komentar