Kamu pernah menonton series Workin’ Mom di Netflix? Series ini menceritakan bagaimana peran perempuan menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan tugas mereka sebagai seorang ibu yang bekerja.
Nggak hanya series belaka, ternyata hal ini banyak dihadapi para perempuan di berbagai belahan dunia. Termasuk Khusnia Normawati, yang beberapa tahun ke belakang sudah berkutat dengan peran gandanya sebagai seorang perempuan sekaligus Asisten Direktur di sebuah perusahaan konstruksi baja.
Di artikel ini, Khusnia akan berbagi sudut pandangnya mengenai peran ibu hingga pentingnya pendidikan perempuan. Yuk, ikuti ceritanya!
Berkenalan dengan Khusnia, Sang ‘Tangan Kanan’ Keluarga dan Perusahaan!
Saya Khusnia Norwamati, seorang istri, ibu, dan seorang Asisten Direktur di salah satu perusahaan konstruksi baja. Kalau di rumah, seperti peran ibu dan istri pada umumnya, saya bertanggung jawab mulai dari hal simpel seperti menyiapkan bekal untuk suami dan anak. Di samping itu, saya tentunya bertanggung jawab dalam hal-hal teknis dan mendasar tentang pertumbuhan anak.
Sementara itu, sebagai seorang Asisten Direktur di tempat kerja, saya bertanggung jawab dalam membantu Direktur dalam mengelola internal organisasi. Tak hanya itu, saya juga dipercaya untuk mengontrol arus keuangan perusahaan. Bisa dibilang, saya merupakan delegasi bila Direktur sedang tidak berada di kantor atau untuk kebutuhan lainnya.
Apa yang membuat kamu bisa menjalankan peran ganda tersebut dengan seimbang?
Hal utama yang membuat saya bisa menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga adalah kemampuan manajemen waktu. Saya dituntut untuk well prepared. Artinya, saya harus dapat mengatur prioritas seoptimal mungkin.
Lalu, kunci selanjutnya adalah komunikasi. Bagaimana cara memberikan pengertian dan membangun komunikasi yang baik dengan anggota keluarga ketika harus menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu. Ini sangat penting agar tidak menimbulkan issue.
Berdasarkan pengalamanmu, apakah kamu setuju peran ibu berkontribusi besar dalam masa depan anak?
Setuju banget! Bahkan kontribusi ibu itu sudah dilakukan dari kecil, yaitu dalam pemilihan menu makanan saat anak masih bayi. Hal yang dianggap kecil ini bahkan berdampak besar terhadap perkembangan otak dan fisik anak. Jadi, peran ibu dari A sampai Z itu sangat berpengaruh pada masa depan anak.
Maka dari itu, wawasan yang luas akan sangat membantu seorang ibu dalam menjalankan perannya. Dengan wawasan yang luas, ibu juga punya kontribusi lebih untuk masa depan anak dengan bisa membaca tantangan dan menyusun tindakan preventif kedepannya.
Jadi, pendidikan merupakan hal yang penting ya bagi seorang ibu?
Pastinya! Ibu itu role model bagi anak. Pendidikan dan ilmu memainkan peran penting dalam pembentukan role model tersebut. Terlebih di masa kini, yang sangat terbuka akan informasi. Pendidikan menjadi bekal bagi seorang ibu untuk bisa menyaring serta memilih informasi yang baik dan bermanfaat dalam perkembangan anak.
Intinya, pentingnya pendidikan perempuan bagi perempuan adalah untuk menjadi bekal dalam menjalankan tugas di keluarga nantinya.
Baca Juga: Cerita Kuncie: Memperlebar Kesempatan ke Jenjang karier yang Lebih Baik Berkat Pengembangan Diri
Apakah ini menjadi salah satu alasan kamu untuk tetap belajar dan mengikuti Kuncie: Komplit Data Analytics?
Betul sekali. Menurut saya orang tua itu tetap harus belajar, apapun topik dan bidangnya. Di samping itu, saya tetap ingin membekali diri dengan skill dan tidak hanya berdiam diri di zona nyaman. Terlebih, saya masih punya tujuan dan target lainnya yang ingin dicapai.
Selagi masih muda dan masih banyak waktu, saya ingin memanfaatkan kesempatan untuk terus belajar meski sudah punya suami dengan pekerjaan yang mapan, atau sudah menjadi tangan kanan di perusahaan, dan ditambah dengan kesibukan mengurus keluarga serta anak.
Kalau boleh tau, apa sih tujuan yang ingin kamu capai itu?
Sebagai seorang ibu yang bekerja, saya ingin punya pekerjaan remote biar bisa menghemat tenaga. Dan saya rasa Data Analyst menjadi profesi yang cocok. Saya ikut Kuncie: Komplit Data Analytics untuk mempersiapkannya.
Selain itu, hal fundamental lainnya adalah cita-cita saya yang dulunya terbentuk karena orang tua. Keterbatasan orang tua saya tentang pengetahuan karier yang sukses, turut membatasi pilihan saya dalam bercita-cita yang menyebabkan skill yang saya punya tidak tereksplor.
Semakin ke sini, saya sadar bahwa ternyata sukses itu nggak hanya di role tertentu aja. Ternyata karier yang sukses itu bisa datang dari berbagai bidang, mulai dari bidang pemerintahan, perusahaan swasta, atau bahkan bidang entertainment.
Akhirnya, belakangan ini saya berkontemplasi untuk menggali lebih dalam lagi skill dan potensi yang saya miliki itu di bidang apa. Saya juga mencari tau lebih lanjut lagi saya ingin juga mengeksplorasi hal-hal apa saja yang bisa saya raih ke depannya.
Proses ini secara tidak langsung memotivasi saya agar dapat memfasilitasi anak dalam segala hal. Saya bertekad untuk membekali anak saya dalam semua aspek, nanti kalau sudah ketemu apa minat dan bakatnya, akan saya dorong untuk didalami lebih lanjut.
Gimana perjalanan kamu hingga bisa meyakinkan diri bahwa kamu punya potensi di bidang Data Analytics?
Pertama, sebagai seorang Asisten direktur saya juga bertanggung jawab membuat laporan berkala, memvisualisasikan data, hingga memberikan insight yang bermanfaat untuk perjalanan bisnis. Hal tersebut menurut saya masih relevan dengan dunia data.
Kedua, dari kecil saya memang suka matematika dan ketika lanjut kuliah juga sudah ada basic-nya. Terlebih saat sudah menjalani kelas, ternyata saya mendapat banyak sekali wawasan baru. Kuncie: Komplit Data Analytics nggak hanya berlimpah ilmu-ilmu teknis, tetapi juga mendapat berbagai insight dan pengalaman berharga dari mentor ahli. Ini bikin saya berkali-kali lebih yakin lagi kalau saya memang punya potensi di bidang ini.
Apa saja tantangan peran perempuan sebagai ibu bekerja yang kamu rasakan?
Selain harus mengatur skala prioritas, manajemen waktu, tantangan lainnya sebenernya ada pada diri sendiri. Ini lebih ke tantangan bagaimana saya bisa mencari celah agar semangatnya nggak turun, atau gimana saya bisa tetap fokus belajar di tengah banyaknya kesibukan.
Dan satu-satunya cara untuk memecahkannya adalah berbenah dengan diri sendiri aja. Misal, saya tipikal yang suka dikasih target. Jadi saya bisa memacu semangat dengan mengerjakan berbagai tugas setiap minggunya.
Sebagai penutup, boleh kasih pendapatmu tentang belajar dong!
Menurut saya, ilmu itu adalah investasi yang harus dipersiapkan sebelum datangnya kesempatan. Ntar kalau kesempatannya udah datang tapi kita belum siap, gimana? Dari itu, persiapan dengan belajar itu sangat diperlukan biar kesempatannya nggak terlewatkan begitu saja.
Meskipun sekarang saya masih menunggu kesempatan untuk bekerja di bidang yang saya impikan, dengan mengikuti Kuncie: Komplit Data Analytics membuat saya lebih siap untuk menjemput kesempatan tersebut.
Yuk, persiapkan kariermu mulai dari sekarang!
Kamu masih mengulur waktu untuk belajar? Don’t wait until tomorrow! Menunda belajar sama dengan menunda kesuksesan dan kesempatan untuk jadiTop Data Analyst yang dicari industri.
Pembelajaran di Kuncie: Komplit Data Analytics didampingi oleh mentor pakar dari Telkomsel dan Telkom University. Kurikulum disusun secara komprehensif agar lebih optimal, dibarengi dengan pengerjaan berbagai project untuk portfolio building.
Dengan mengikuti Kuncie: Komplit Data Analytics, selama 7 minggu kamu akan ditempa untuk siap berkarier di bidang data. Tertarik untuk ikut? Cek di sini!
Komentar