Pentingnya Emotional Intelligence bagi Seorang Pemimpin

April 5, 2023
Category: Business
[sgmb id=2]

Dalam dekade terakhir ini, emotional intelligence (EI) menjadi topik penting di dalam dunia bisnis dan kepemimpinan. Seorang pemimpin yang cerdas secara emosional dikatakan dapat memimpin dengan lebih efektif dan membangun hubungan yang lebih positif dengan karyawan dan rekan kerja.

Apakah pernyataan itu benar adanya? Seberapa pentingkah emotional intelligence bagi seorang pemimpin? Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas tentang kecerdasan emosional serta betapa pentingnya hal tersebut bagi seorang pemimpin.

Apa itu Emotional Intelligence?

Emotional intelligence atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai kecerdasan emosional, adalah kemampuan seseorang untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi, baik dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam konteks kepemimpinan, emotional intelligence memungkinkan seorang pemimpin untuk memahami dan merespons perasaan bawahannya dengan lebih baik, sehingga dapat memimpin dengan lebih efektif.

emotional intelligence
Sumber: Shutterstock

Emotional intelligence juga menjadi perekat yang dapat membuat hubungan lebih erat dalam jangka waktu yang panjang. Para ahli mendefinisikan kecerdasan emosional bukan hanya sebagai kemampuan untuk mengatur dan mengendalikan emosi seseorang, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi orang lain juga. Oleh karena itu, dengan memiliki emotional intelligence atau kecerdasan emosional, maka seseorang dapat membina hubungan jangka panjang dengan teman, mitra, dan kolega.

5 Komponen dalam Emotional Intelligence

Sebelum membahas betapa pentingnya emotional intelligence bagi seorang pemimpin, mari kita pelajari terlebih dahulu komponen dari emotional intelligence yang terbagi menjadi 5, yaitu:

1.    Self-awareness

Self-awareness adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi diri sendiri. Untuk meningkatkan kemampuan self-awareness, kamu dapat mempertimbangkan untuk mulai menulis jurnal agar dapat merefleksikan emosi, serta melambatkan langkah atau perlahan-lahan dalam memahami diri untuk bisa memperhatikan perasaan dirimu sendiri.

2.    Self-regulation

Self-regulation adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengelola emosi diri sendiri. Untuk meningkatkan kemampuan self-regulation, kamu bisa belajar dalam mengetahui nilai-nilai (values) yang penting dari dirimu sendiri, bertanggung jawab atas dirimu sendiri, dan berlatih untuk tetap tenang dalam situasi yang menantang.

3.    Motivation

Motivasi adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan orang lain. Untuk meningkatkan kemampuan motivasi, kamu dapat merefleksikan kembali alasan mengapa kamu melakukan suatu pekerjaan, mengetahui sudah di mana kamu berada dalam proses pencapaian tujuan, dan mencari sisi positif dalam situasi yang sulit.

4.    Empathy for others

emphaty
Sumber: Pexels

Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Untuk meningkatkan kemampuan empati, mulailah dengan menempatkan dirimu ke dalam posisi orang lain, memperhatikan bahasa tubuh orang lain, dan merespons perasaan orang lain dengan tepat.

5.    Social skills

Komponen kelima adalah social skills atau kemampuan bersosialisasi. Social skills memungkinkanmu untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain yang berada di lingkungan sosialmu secara baik. Untuk meningkatkan social skills, kamu bisa mendalami cara menyelesaikan konflik, meningkatkan keterampilan komunikasi, dan belajar cara memuji orang lain dengan tepat.

Apa itu Emotional Intelligence dalam Kepemimpinan?

Pemimpin yang efektif menganggap emotional intelligence sebagai keterampilan yang penting dalam mengenali dan memecahkan masalah anggota tim mereka, sehingga hal ini menjadi bagian penting dari banyak gaya kepemimpinan. Emotional intelligence dalam kepemimpinan merujuk pada kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi, serta mengenali dan mengendalikan emosi dan pandangan orang lain.

emotional intelligence
Sumber: Shutterstock

Meskipun istilah ini pertama kali digunakan pada tahun 1990, popularitasnya meningkat dalam dekade terakhir dan menjadi parameter yang baik untuk memeriksa keefektifan gaya kepemimpinan. Para ahli percaya bahwa IQ, keterampilan teknis, dan keterampilan komunikasi tidak relevan jika seorang pemimpin tidak memiliki emotional intelligence. Oleh karena itu, semakin pentingnya emotional intelligence telah memaksa banyak pemimpin untuk mempelajarinya dan menerapkannya dalam gaya kepemimpinan mereka untuk mendorong inovasi, kepuasan kerja, dan lingkungan kerja yang positif di perusahaan mereka.

Pemimpin yang memiliki emotional intelligence akan memimpin dengan 5 komponen emotional intelligence yang terpenuhi. Pertama, mereka akan memimpin dengan memberi contoh, menginspirasi, tidak takut menghadapi tantangan, serta memiliki motivasi (motivation).

Mereka percaya diri, jujur, konsisten, dan memiliki kesadaran diri yang baik (self-awareness). Mereka juga dapat mengatur diri dengan baik, menjadi pemimpin yang jelas, tegas, dan lurus ke depan, serta dapat membaca situasi secara intuitif (self-regulation).

Selain itu, pemimpin yang memiliki emotional intelligence juga menjadi komunikator yang baik, mudah didekati, dan mendengarkan orang lain (social skills). Mereka juga empatik dan berpengaruh dalam memimpin tim mereka (empathy for others).

Bagaimana Para Pemimpin Menggunakan Emotional Intelligence?

Berikut adalah cara bagaimana pemimpin bisa menggunakan emotional intelligence mereka.

1.    Memimpin diri sendiri

Pemimpin yang memiliki emotional intelligence yang baik mampu memimpin diri mereka sendiri secara efektif dengan memahami emosi mereka sendiri dan mampu mengendalikannya. Mereka dapat mengelola stres dan tekanan dengan lebih baik, dan menjaga fokus mereka pada tujuan jangka panjang, daripada terjebak dalam emosi yang merugikan.

2.    Mempimpin yang lain

Selain itu, mereka juga mampu memimpin orang lain dengan lebih baik karena bisa memahami emosi dan persepsi orang lain. Mereka dapat mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan dan harapan karyawan, sehingga meningkatkan keterlibatan dan produktivitas mereka. Pemimpin dengan emotional intelligence yang baik juga dapat memotivasi tim mereka untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.

3.    Memimpin perusahaan/organisasi

Pemimpin dengan emotional intelligence yang baik dapat menciptakan budaya kerja yang positif dan inklusif yang memungkinkan karyawan merasa dihargai dan didengar. Mereka mampu membangun hubungan yang kuat dengan karyawan, pelanggan, dan mitra bisnis, sehingga dapat meningkatkan inovasi dan menghasilkan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.

Pengaruh Emotional Intelligence dalam Kepemimpinan

Kecerdasan emosional atau emotional intelligence tentunya memberikan pengaruh terhadap kepemimpinan. Yuk, simak apa saja pengaruh emotional intelligence di dalam kepemimpinan yang bisa dirasakan!

1.     Resolusi konflik yang lebih baik

Kepemimpinan dengan emotional intelligence yang tinggi dapat membantu menghindari dan menyelesaikan konflik antara karyawan dengan cara yang lebih efektif. Dengan kemampuan untuk mengelola emosi, pemimpin dapat membantu memperbaiki penyelesaian konflik di tempat kerja dan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis.

2.     Komunikasi yang lebih baik

Pemimpin yang memiliki emotional intelligence yang tinggi juga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, terutama dalam mengelola konflik dan memberikan kritik konstruktif. Mereka mampu memahami perspektif karyawan dan menggunakan kata-kata yang tepat untuk memfasilitasi diskusi yang produktif.

3.     Keterlibatan dan produktivitas karyawan yang lebih tinggi

Pemimpin dengan emotional intelligence yang tinggi dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan produktif, di mana karyawan merasa didengar dan dihargai. Hal ini dapat meningkatkan keterlibatan karyawan dan memotivasi mereka untuk melakukan yang terbaik.

4.     Membuat karyawan merasa dihargai dan didengar

Dengan kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi, pemimpin dapat lebih peka terhadap kebutuhan dan keinginan karyawan mereka. Hal ini dapat membantu karyawan merasa dihargai dan didengar, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan kerja mereka.

5.     Budaya kerja yang lebih baik

Pemimpin dengan emotional intelligence yang tinggi dapat membantu menciptakan budaya kerja yang positif di mana karyawan merasa dihargai, didukung, dan dihargai. Hal ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan meningkatkan kinerja organisasi.

6.     Meningkatnya inovasi

Kepemimpinan yang berbasis pada emotional intelligence dapat membantu menghasilkan inovasi yang lebih baik karena karyawan merasa lebih nyaman untuk berbagi ide dan berpartisipasi dalam proses kreatif. Dengan emotional intelligence yang tinggi, pemimpin dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih terbuka dan kolaboratif yang dapat mendorong kreativitas dan inovasi.

5 CEO yang Memanfaatkan Kecerdasan Emosionalnya

Agar kamu dapat dengan mudah membayangkan seperti apa pemimpin yang menggunakan emotional intelligence-nya, berikut terdapat 5 CEO (Chief Executive Officer) dari perusahaan populer yang memanfaatkan kecerdasan emosionalnya dengan cara yang beragam.

1.    Elon Musk, CEO of Tesla and SpaceX

Elon Musk adalah seorang CEO yang sangat fokus pada visi dan tujuan jangka panjang perusahaannya. Namun, ia juga memahami pentingnya memimpin dengan empati dan pengertian terhadap karyawan dan pelanggannya.

Misalnya, ia sering berkomunikasi dengan para karyawan Tesla secara langsung melalui email. Ia juga memiliki reputasi sebagai seseorang yang menghargai masukan dari karyawannya dan berusaha untuk memperbaiki diri berdasarkan kritik yang diterimanya.

2.    Indra Nooyi, CEO of PepsiCo

Indra Nooyi adalah seorang CEO yang sangat terbuka dan transparan. Ia juga sangat memperhatikan keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, serta memahami pentingnya menghargai perbedaan dan keragaman dalam timnya. Selama masa jabatannya sebagai CEO PepsiCo, ia juga berfokus pada inovasi dan memimpin perusahaan untuk mengembangkan produk-produk yang lebih sehat.

3.    Richard Branson, Founder, and Chairman of Virgin Group

Richard Branson adalah seorang CEO yang sangat percaya pada kekuatan tim dan membangun hubungan yang baik dengan karyawan dan pelanggan. Ia juga sering memotivasi karyawannya melalui kata-kata inspiratif dan memberikan kebebasan kepada mereka untuk menciptakan ide-ide inovatif.

Branson juga terkenal dengan pendekatannya yang ramah dan santai. Ia juga seringkali berani mengambil risiko yang besar dalam bisnisnya.

4.    Jack Welch, former chairman and CEO of General Electric

Jack Welch adalah seorang CEO yang sangat memahami pentingnya kepemimpinan berintegritas dengan visi yang jelas. Namun, ia juga memahami pentingnya membangun hubungan yang baik dengan karyawan dan pelanggan, serta memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan memotivasi orang-orang yang berbakat.

Welch juga dikenal sebagai seseorang yang berani mengambil keputusan yang sulit, seperti menutup bisnis yang tidak menguntungkan dan mengalihkan fokus pada bisnis yang lebih menguntungkan.

5.    Satya Nadella, CEO of Microsoft

Satya Nadella adalah seorang CEO yang sangat memperhatikan keseimbangan antara inovasi dan stabilitas. Ia memimpin Microsoft untuk menjadi lebih terbuka terhadap kolaborasi dengan pihak lain dan memfokuskan perusahaan pada produk-produk dan layanan yang relevan dengan masa depan.

Nadella juga sangat memperhatikan keberagaman dalam timnya dan telah memimpin upaya untuk menciptakan budaya perusahaan yang inklusif.

Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional dan Efektivitas Kepemimpinan

Berbeda dengan IQ yang tidak dapat banyak berubah sepanjang hidupmu, emotional intelligence atau kecerdasan emosional masih bisa ditingkatkan dan dilatih. Dilansir dari laman Psychology Today, terdapat enam kemampuan utama yang akan meningkatkan kecerdasan emosional. Berikut adalah cara untuk mencapai kemampuan tersebut.

1.    Kemampuan untuk mengurangi emosi negatif

  • Identifikasi emosi negatif dan pikirkan penyebabnya. Tanyakan pada diri sendiri apa yang memicu emosi negatif tersebut.
  • Gunakan teknik meditasi atau relaksasi untuk menenangkan diri.
  • Coba latihan pernapasan yang dalam dan lambat.
  • Ubah cara berpikir dari negatif ke positif.

2.    Kemampuan untuk tetap tenang dan mengelola stres

  • Buat jadwal dan prioritaskan tugas agar tidak terlalu banyak beban kerja.
  • Lakukan latihan fisik seperti olahraga, yoga, atau meditasi untuk mengurangi stres.
  • Gunakan waktu istirahat untuk melakukan hal yang menenangkan seperti membaca buku atau mendengarkan musik.
  • Temukan cara untuk meredakan stres saat situasi menjadi tegang atau sulit.

3.    Kemampuan untuk bersikap asertif dan mengekspresikan emosi yang sulit

  • Pikirkan dengan matang sebelum mengemukakan pendapat atau menyampaikan kritik.
  • Cobalah untuk tidak menyalahkan atau menuduh orang lain.
  • Gunakan bahasa yang jelas dan positif.
  • Berikan opsi solusi daripada hanya menyerang pihak lain.

4.    Kemampuan untuk tetap proaktif, bukan reaktif dalam menghadapi orang yang sulit

  • Identifikasi masalah dan temukan cara untuk mengatasinya sebelum menjadi isu yang lebih besar.
  • Dengarkan dengan penuh perhatian sebelum membuat keputusan atau tindakan.
  • Jangan membuat keputusan dalam situasi emosi yang sedang naik.
  • Cari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.

5.    Kemampuan untuk bangkit kembali dari keterpurukan

  • Fokus pada tujuan dan visi jangka panjang yang ingin dicapai.
  • Cari dukungan dari orang lain seperti teman, keluarga, atau mentor.
  • Jangan menyalahkan diri sendiri atau orang lain atas kegagalan.
  • Belajar dari kegagalan dan temukan cara untuk memperbaikinya di masa depan.

6.    Kemampuan untuk mengekspresikan emosi dalam hubungan pribadi yang dekat

  • Pikirkan dengan matang sebelum mengemukakan perasaan atau emosi yang sangat personal.
  • Pikirkanlah waktu dan tempat yang tepat untuk berbicara.
  • Berikan kesempatan bagi pasangan atau orang terdekat untuk merespon.
  • Jangan menuntut respon yang sama, tetapi bersikap terbuka dan mendengarkan dengan penuh perhatian.

Berkembang Menjadi Pemimpin Perubahan bersama Kuncie! 

Dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat, pemimpin dengan kemampuan emosional yang baik menjadi salah satu kunci kesuksesan perusahaan. Pada dasarnya, memahami dan mengelola emosi diri sendiri dapat membantu kamu untuk mengelola anggota tim untuk mencapai tujuan dengan efektif. 

Dengan kecerdasan emosional tinggi, kamu bisa menjadi pemimpin yang bisa tenang dan rasional dalam mengambil keputusan bahkan dalam situasi yang penuh tekanan. Apakah kamu sudah memiliki kualitas yang krusial ini? 
Jika dirasa masih harus mengasah keterampilan tersebut, pastikan kamu mengaplikasikan berbagai tips yang telah dibahas di atas ya! Ini saatnya tantang diri kamu untuk #MemulaiPerubahan dan melangkah menjadi pemimpin yang adaptif!

Referensi:

https://www.ccl.org/articles/leading-effectively-articles/emotional-intelligence-and-leadership-effectiveness/#:~:text=Emotional%20intelligence%20enables%20us%20as,is%20essential%20for%20leadership%20effectiveness.
https://www.linkedin.com/pulse/5-components-emotional-intelligence-jacob-morgan/
https://www.mindtools.com/ax3ar6w/emotional-intelligence-in-leadership
https://online.hbs.edu/blog/post/emotional-intelligence-in-leadership
https://emeritus.org/in/learn/why-emotional-intelligence-is-important-in-leadership/
https://www.managementcentre.co.uk/learning-development/emotional-intelligence-leadership/
https://www.sogolytics.com/blog/eq-the-importance-of-emotional-intelligence-in-leadership-today/
https://www.medicalnewstoday.com/articles/components-of-emotional-intelligence#how-to-improve
https://pagely.com/blog/emotionally-intelligent-ceos/

Artikel Terkait

Komentar