Beda dengan Entrepreneur Biasa, Ini Penjelasan Tentang Social Entrepreneur dan Tipe-Tipenya

September 24, 2023
Category: Business
[sgmb id=2]

Kebutuhan pasar kerja di berbagai bidang industri selalu mengalami perubahan. Mendengar nama-nama pekerjaan yang belum pernah Anda dengar sebelumnya kini bukan sesuatu yang mengejutkan. Seiring perkembangan zaman, masalah yang dihadapi oleh masyarakat juga ikut berkembang, sehingga menciptakan kebutuhan baru. Akibatnya, muncul berbagai lapangan kerja bagi profesi baru.

Lapangan kerja dan profesi baru tidak serta merta diartikan sebagai pekerjaan yang tidak pernah ada sebelumnya. Bisa saja lapangan kerja dan profesi tersebut berkembang dari yang sudah ada sebelumnya. Salah satu contohnya adalah social entrepreneur

Istilah entrepreneur bukanlah istilah asing di dunia kerja, namun apakah Anda familiar dengan social entrepreneur? Berbeda dengan entrepreneur pada umumnya, social entrepreneur tidak hanya fokus untuk menghasilkan keuntungan, namun juga bergerak di bidang sosial. Social entrepreneur salah satunya berkembang dari terciptanya model bisnis baru untuk melihat bagaimana bisnis dapat memecahkan isu sosial di masyarakat.

Di kesempatan kali ini, Kuncie akan membahas lebih dalam mengenai profesi social entrepreneur. Yuk simak bahasannya sampai selesai!

Apa Itu Social Entrepreneur?

Menurut situs Investopedia, wirausaha sosial atau social entrepreneur diartikan sebagai seseorang yang menciptakan strategi aplikatif yang berpotensi memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat. Dalam pekerjaannya, seorang social entrepreneur dikenal bersedia mengambil risiko dan selalu berupaya untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat melalui inisiatif yang mereka ciptakan.

Social entrepreneur percaya, pekerjaan mereka merupakan cara untuk membuat perubahan-perubahan besar di dunia, menghubungkan diri dengan tujuan hidup mereka, sekaligus membantu orang lain menemukan tujuan hidup mereka. Dengan kata lain, tujuan utama karier seorang social entrepreneur bukan untuk mencari keuntungan, namun untuk memakmurkan masyarakat.

Memahami Social Entrepreneur

Kita mengenal entrepreneur atau wirausaha sebagai seseorang yang memulai sebuah usaha untuk mendapatkan keuntungan. Namun tidak dengan social entrepreneur, yang juga memiliki motif sosial dalam memulai usahanya. Selain untuk mencari keuntungan, social entrepreneur juga bertujuan untuk membantu menghasilkan dampak positif pada masyarakat dalam menjalankan usahanya. 

Motif ini dapat dilihat dari penjelasan ekonom Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations. Smith yakin bahwa keputusan seorang individu yang mengejar kepentingan terbaik untuk diri mereka sendiri secara otomatis akan menghasilkan dampak baik pada orang lain pula. Ia memberi contoh seorang tukang roti yang menafkahi keluarganya. Usaha seorang tukang roti tidak hanya menguntungkan keluarganya, namun juga ratusan orang lain yang mendapat asupan makan dan gizi dari roti yang dijualnya.

Social entrepreneur juga mungkin memiliki tujuan mengatasi isu sosial yang ada dalam masyarakat, seperti ketidakseimbangan dan stigma sosial. Menurut Vasudha Vasakaria dalam A Study on Social Entrepreneurship and the Characteristics of Social Entrepreneur, kewirausahaan sosial diartikan sebagai disiplin ilmu yang merupakan gabungan antara kecerdasan berbisnis, inovasi, serta tekad untuk maju. 

Tipe-Tipe Social Entrepreneur

Social entrepreneur dapat dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan jenis bisnis sosial yang mereka jalankan. Berikut beberapa tipe bisnis sosial:

1. Community-based Social Enterprise

Bisnis sosial yang konsepnya berdasar pada komunitas, sehingga konsentrasinya terfokus pada kebutuhan komunitas tertentu. Bisnis sosial berbasis komunitas ini bersifat self-empowerment dan bertujuan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat secara keseluruhan. 

Contoh bisnis sosial berbasis komunitas adalah koperasi. Bisnis sosial berbasis komunitas memiliki prinsip memakmurkan dan memberikan manfaat bagi semua anggota yang terlibat.

2. Non-Profit Social Enterprise

Jika bisnis sosial berbasis komunitas hanya fokus pada satu komunitas tertentu, fokus non-profit social enterprise ada di taraf yang lebih luas, yaitu masyarakat. Dikarenakan fokusnya yang lebih masif dan ruang lingkupnya lebih luas, non-profit social enterprise butuh dikelola secara profesional. 

Saat ini, sudah banyak non-profit social enterprise yang bisa kita temukan di masyarakat. Salah satunya adalah Greenhouse Indonesia, yang memiliki misi meningkatkan kualitas lingkungan Indonesia. 

3. Hybrid Social Enterprise

Bisnis sosial ini berorientasi pada sustainable development. Dalam pelaksanaannya, dana yang didapat hybrid social enterprise dapat berasal dari sumber yang beragam, seperti dana sosial, semikomersial, hingga komersial. Meski begitu, pemasukan dana dari berbagai sumber ini diatur agar tetap selaras. 

4. Profit-for-Benefit Social Enterprise

Dibandingkan ketiga bentuk bisnis sosial sebelumnya, profit-for-benefit social enterprise merupakan bentuk bisnis sosial dengan lingkup paling luas. Tiga elemen yang ditargetkan oleh bentuk bisnis sosial ini adalah kelancaran, pembangunan, dan pertumbuhan. Tiga hal ini menjadi target profit-for-benefit social enterprise agar badannya bisa mandiri tanpa bergantung terhadap individu maupun lembaga donatur.

Selain empat bentuk bisnis sosial di atas, dikenal pula transformational social enterprise dan global social enterprise. Transformational social entrepreneur mengacu pada social entrepreneur yang bisnisnya mengalami perubahan skala. Contohnya sebuah bisnis sosial yang tadinya berskala kecil dan bersifat nonformal, mulai berkembang menjadi lebih besar dan menerapkan peraturan serta regulasi yang lebih profesional. 

Sementara itu, global social enterprise merupakan bentuk bisnis sosial yang bertaraf dunia. Sebuah bisnis sosial yang menargetkan permasalahan kemanusiaan seperti kemiskinan atau depresi, bisa saja dikategorikan sebagai global social entrepreneur. Hal ini dikarenakan kemiskinan dan depresi merupakan permasalahan yang tidak terbatas secara wilayah dan dapat dialami oleh siapa saja.

Prinsip 6P Social Entrepreneur

Profesi social entrepreneur memiliki enam tahapan yang lebih dikenal dengan 6 P’s of Social Entrepreneur. Tiap tahapan memiliki tantangan berbeda yang akan dialami oleh seorang social entrepreneur.

1. People

Karier social entrepreneur berangkat dari menentukan kalangan atau kelompok orang yang ingin mereka bantu. Kelompok ini bisa jadi masyarakat yang ada di wilayah geografis tertentu maupun sekumpulan orang yang berada dalam kelompok demografis tertentu (misalnya orang dengan pendapatan rendah). 

Jika seorang social entrepreneur belum bisa menentukan kelompok yang menjadi target mereka, maka mereka akan mengalami kesulitan menentukan ruang lingkup usaha. 

2. Problem

Selain menentukan target, social entrepreneur juga harus menentukan masalah yang ingin mereka pecahkan. Idealnya, masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah yang dialami oleh kelompok orang yang menjadi target mereka. Sebagai contoh, seorang social entrepreneur ingin membantu kelompok masyarakat tunawisma yang ada di wilayahnya. Maka, masalah yang harus mereka pecahkan berkaitan dengan krisis tempat tinggal. 

3. Plan

Ketika target dan masalah sudah berhasil diidentifikasi, selanjutnya social entrepreneur mulai membuat rencana. Rencana seorang social entrepreneur meliputi bagaimana nantinya bisnis sosial akan dioperasikan, juga cara agar mendapatkan pendanaan sehingga bisnis sosialnya dapat berjalan serta memanfaatkan bantuan pihak eksternal agar tujuan sosial bisnis dapat tercapai.

4. Priority

Dalam berbisnis sosial, tantangan terbesar social entrepreneur adalah sumber daya yang kurang. Kekurangan sumber daya dapat diartikan kekurangan uang, kekurangan pengetahuan khusus atau keterampilan, serta faktor-faktor eksternal yang berada diluar kendali. Oleh karena itu, penting bagi social entrepreneur untuk dapat menentukan prioritas mereka agar bisnis dapat tetap berjalan.

5. Prototype

Untuk meminimalisir risiko, biasanya social entrepreneur akan mencoba mengoperasikan bisnisnya di skala yang lebih kecil. Tahap ini disebut prototipe, di mana social entrepreneur akan membuat contoh awal dari usaha mereka dan dipasarkan ke lingkup yang lebih kecil dari yang direncanakan. 

Tahap ini juga membantu social entrepreneur untuk menguji efektivitas sumber daya serta sumber pendanaan dalam membantu jalannya usaha mereka nanti. Nantinya, hasil yang didapat dari tahap prototipe ini bisa membantu meyakinkan investor.

6. Pursue

Tahap ini merupakan tahap terakhir setelah tahap pengujian selesai. Di tahap ini, social entrepreneur akan mulai melaksanakan bisnis mereka secara penuh berbekal hasil analisa yang didapat dari tahap-tahap sebelumnya. Meski begitu, sebaiknya seorang social entrepreneur tetap memonitor serta mengevaluasi hasil kinerja mereka agar dapat terus mengembangkan bisnisnya ke arah yang lebih baik.

Perbedaan Social Entrepreneur dan Konsep Sosial Lainnya

Perbedaan social entrepreneur dengan konsep sosial lainnya sebenarnya sangat sederhana. Dapat dikatakan social entrepreneur berupaya memecahkan masalah sosial yang ada di masyarakat dan dalam waktu yang bersamaan juga mendapatkan keuntungan.

Menurut situs BDC Kanada, fokus dari social entrepreneurship adalah mengembangkan peluang bisnis yang memiliki dampak positif. Maka dari itu, social entrepreneur menjadikan bisnis sebagai peluang untuk berbuat baik dan terus berinovasi agar bisnisnya dapat memicu perubahan yang bersifat positif.

Cara Menjadi Social Entrepreneur

Kita telah membahas berbagai aspek dari profesi social entrepreneur. Sekarang, bagaimana caranya seseorang menjadi social entrepreneur?

Perlu diingat bahwa meskipun fokus utama dari seorang social entrepreneur adalah memberi dampak positif pada masyarakat, diperlukan dasar yang kuat untuk mencapainya. Anda bisa memulai perjalanan karier sebagai social entrepreneur dengan empat langkah berikut ini:

1. Tentukan Isu Social yang Ingin Diambil

Bisnis sosial yang baik adalah bisnis sosial yang mampu memecahkan masalah secara nyata dan memberikan solusi solutif. Itulah mengapa penting bagi calon social entrepreneur untuk memetakan isu sosial yang ingin dipecahkan. Dengan begitu, langkah-langkah yang harus diambil selanjutnya dapat ditentukan secara jelas.

2. Lakukan Riset

Saat ini sudah banyak bisnis sosial yang ada di masyarakat. Fokus dari bisnis-bisnis tersebut pun berbeda-beda. Jika Anda tertarik menjadi seorang social entrepreneur, lakukan riset secara berkala agar nantinya bisnis Anda dapat dibedakan dengan bisnis-bisnis sosial yang telah ada. 

Melakukan riset juga bisa membantu Anda lebih peka dengan kondisi sosial terkini, dan memungkinkan Anda untuk membangun bisnis sosial yang dapat memberi pengaruh nyata bagi masyarakat.

3. Perencanaan yang Matang

Agar bisnis sosial dapat berjalan secara berkelanjutan, Anda perlu rencana bisnis yang matang. Buatlah rencana bisnis yang matang dan menyeluruh. Berikan gambaran yang jelas mengenai rencana Anda untuk aspek-aspek bisnis, seperti komponen bisnis dan strategi pemasaran jika dibutuhkan. Jangan lupa untuk menyertakan proposal pendanaan yang lengkap, agar calon investor yakin dan mengerti kebutuhan keuangan Anda.

4. Perbanyak Pengetahuan Diri

Memperbanyak pengetahuan mengenai cara menjadi seorang pemimpin yang baik akan sangat mempengaruhi karier Anda sebagai seorang social entrepreneur. Banyak ilmu praktis yang bisa meningkatkan kualitas diri Anda dan memberi pengaruh positif yang besar pada bisnis Anda nantinya. Anda bisa mengambil kursus atau program yang berkaitan dengan leadership, seperti kelas Transformational Leadership by FISIP UI yang diselenggarakan oleh Kuncie.

Banyak yang berpendapat bahwa menjadi social entrepreneur hanya mementingkan pengalaman praktis. Namun nyatanya kompetensi dan pengetahuan komprehensif mengenai kepemimpinan juga tidak kalah penting. 

Oleh karena itu, Kuncie bekerja sama dengan FISIP UI untuk menghadirkan Program Transformational Leadership sebagai bentuk dukungan untuk calon-calon social entrepreneur. Selain mengajarkan ilmu-ilmu dasar kepemimpinan, kelas ini juga mengupas berbagai lini dan aspek kepemimpinan, serta strategi-strategi penting dalam kepemimpinan. Lewat kelas ini, Anda berkesempatan belajar cara membentuk diri menjadi sosok pemimpin yang memberi dampak luas bagi masyarakat serta berkelanjutan. 

Daftarkan diri Anda di Program Transformational Leadership sekarang dan jadilah sosok pemimpin yang mampu membawa perubahan baik bagi masyarakat!

Referensi:

https://www.investopedia.com/terms/s/social-entrepreneur.asp#:~:text=A%20social%20entrepreneur%20is%20interested,or%20focus%20on%20philanthropic%20activities. https://www.uc.ac.id/en/apa-itu-social-entrepreneur-dan-apa-saja-yang-jadi-kriteria-social-entrepreneur/ https://www.coursera.org/articles/social-entrepreneurship

Artikel Terkait

Komentar