Partisipasi politik Pemilihan Umum tahun 2024 diprediksi akan didominasi oleh Generasi Milenial dan Gen Z. Hal ini didukung oleh data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2021 tentang jumlah penduduk golongan usia 15-38 yang mencapai 86,7 juta jiwa. Dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia, angka tersebut menjadikan Generasi Milenial dan Gen Z mendominasi dengan persentase 53,81%.
Meski menjadi mayoritas, Generasi Milenial dan Gen Z dikenal sebagai generasi yang cenderung lebih individualistis, apatis, dan tidak terlalu menunjukkan partisipasi politik yang kuat. Apakah benar demikian? Untuk memahami partisipasi politik Generasi Milenial dan Gen Z, mari pelajari data dan faktanya!
1. Pandangan Generasi Milenial tentang Kondisi Politik Indonesia
Pada tahun 2022, IDN Research Institute bersama Populix mengadakan riset berjudul “Indonesia Millenial Report” untuk mengupas secara mendalam tentang pandangan, kebiasaan, dan nilai yang membuat responden MIlenial memilih sebuah keputusan dalam kehidupannya.
Riset ini dilakukan dengan mengambil sampel acak penduduk Generasi Milenial berusia 25-36 tahun yang berasal dari 12 kota yang tersebar di Indonesia. Banyak aspek-aspek yang ditelaah mendalam, tak terkecuali topik tentang pandangan dan kecenderungan Generasi Milenial dalam menunjukkan partisipasi politik mereka.
Dari survey tersebut, data menemukan bahwa mayoritas responden yaitu 77% memiliki pandangan positif tentang arah kondisi politik di Indonesia. Suara terbesar, yaitu 49% responden beranggapan bahwa kondisi politik Indonesia buruk, namun mereka percaya kondisi ini akan mengarah menjadi lebih baik. Lalu, 27% responden Milenial merasa kondisi politik Indonesia sudah bagus dan akan menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Sementara itu, 10% responden merasa kondisi saat ini sudah baik dan malah akan menjadi lebih buruk di masa mendatang. Hanya 15% responden Milenial yang setuju bahwa kondisi saat ini buruk dan malah akan menjadi lebih buruk lagi di masa mendatang.
Melihat dari tanggapan para responden, dapat ditarik kesimpulan mayoritas Generasi Milenial dari sampel ini cenderung punya pandangan optimis tentang masa depan kondisi politik di Indonesia.
Bukan tanpa alasan, optimisme ini hadir karena responden Milenial percaya bahwa terdapat nilai-nilai penting yang tumbuh semakin kuat dalam politik Indonesia. Seperti data yang ditemukan, nilai tersebut adalah keberagaman, rasa kesatuan Indonesia, keamanan negara, nilai demokrasi, kondisi ekonomi yang membaik, dan tindakan penghapusan korupsi. Pemilihan aspek tersebut dirasa dapat menghadirkan kondisi dan partisipasi politik yang lebih aman, stabil, dan bersih.
Baca Juga: 5 Hal yang Diperhatikan Gen Z Indonesia dalam Memilih Pemimpin
2. Nilai Pemimpin yang Dicari Oleh Generasi Milenial
Sebagai kelompok mayoritas yang diharapkan punya tingkat partisipasi politik tinggi saat Pemilu 2024 nanti, Generasi Milenial punya preferensinya sendiri dalam memandang calon pemimpin yang baik bagi negara Indonesia. Berikut adalah hasil dari data tentang 4 nilai yang paling penting dimiliki pemimpin Indonesia:
1. Visi dan Misi Politik
Dalam menggunakan haknya untuk partisipasi politik, 82% responden Milenial menilai bahwa visi dan misi seorang pemimpin adalah yang penting. Tentu ini bukanlah hal yang aneh karena visi dan misi menjadi fondasi yang menentukan arah tujuan sebuah negara.
Seorang pemimpin dengan visi dan misi yang terarah, solutif dan relevan dengan kondisi yang ada, serta berorientasi pada kondisi yang lebih baik adalah sosok yang dicari oleh responden Milenial.
2. Integritas
Integritas adalah sikap dan kualitas baik yang digambarkan dari diri seorang pemimpin. Hadirnya integritas dalam diri pemimpin umumnya identik dengan nilai kejujuran, tanggung jawab, akuntabilitas, bekerja keras, punya empati tinggi, dan adil.
Dari data yang ditemukan, sebanyak 82% responden Milenial setuju bahwa partisipasi politik pemimpin dengan integritas tinggi dan tidak korupsi sangat diharapkan hadir dalam Pemilu 2024.
3. Pengalaman Politik
Tentunya, citra baik seorang pemimpin tidak bisa dibangun dalam jangka waktu yang singkat. Seorang pemimpin politik yang baik harus punya pengalaman di mana mereka bisa menunjukkan kinerja dan dedikasi untuk negara dan masyarakat di dalamnya. Pengalaman politik ini lah yang dirasa penting oleh 73% responden Milenial.
4. Latar Belakang Figur Pemimpin
Latar belakang figur pemimpin tentu menjadi hal yang penting. Hal ini mencangkup latar belakang pendidikan, pencapaian, motivasi dalam berpolitik, nilai dan budaya yang dijunjung, dan banyak faktor lainnya.
Hal yang paling utama, seorang pemimpin dengan track record atau latar belakang yang bersih pastinya akan lebih disukai oleh rakyatnya. Karena itu, background diri pemimpin menjadi hal penting bagi 62% responden Milenial.
3. Tokoh Politik Paling Populer di Kalangan Generasi Milenial
Dari penjelasan di atas, kita mengetahui nilai-nilai yang dicari oleh responden Generasi Milenial dalam pemimpin. Setidaknya, terdapat 5 tokoh politik terpopuler menurut pilihan responden Milenial, berikut di antaranya:
5 Tokoh politik terpopuler di kalangan Gen Z
1. Ganjar Pranowo
Sosok ini sudah aktif dalam partisipasi politik di Indonesia sejak tahun 2004 di Komisi IV DPR-RI yang mengawasi bidang Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, dan Pangan. Ganjar Pranowo juga sempat menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah selama dua periode, mulai dari tahun 2013 hingga 2023. Tak hanya itu, Ganjar Pranowo juga merupakan figur yang kuat di partai politiknya, yaitu PDIP.
Sosok Ganjar Pranowo juga dikenal sebagai politisi yang aktif memanfaatkan media sosial Twitter untuk berkomunikasi dengan publik.
2. Joko Widodo
Popularitas partisipasi politik Joko Widodo disebabkan karena latar belakangnya sebagai rakyat biasa yang merupakan pengusaha kayu. Karier politiknya dimulai saat Jokowi terpilih menjadi Wakil Walikota Surakarta atau Solo pada 2005. Setelah satu periode, Jokowi terpilih kembali menjadi pada Pilkada periode 2010-2015 untuk menjadi Walikota Surakarta.
Namun, pada tahun 2012 Jokowi memilih untuk mengikuti Pilkada DKI Jakarta dan terpilih menjadi Gubernur untuk periode tersebut. Setelahnya, Jokowi menjabat sebagai Presiden RI selama dua periode sejak tahun 2015 hingga 2025 nanti.
3. Prabowo Subianto
Prabowo Subianto adalah figur politik dengan latar belakang militer yang kuat. Kariernya berawal sebagai prajurit Kopassus TNI Angkatan Darat, hingga berhasil menduduki jabatan Komandan Jenderal Kopassus, hingga Panglima Kostrad. Prabowo mengawali partisipasi politik pada tahun 2004 sebagai anggota Partai Golkar.
Pada tahun 2019, ia sempat menjabat sebagai Menteri Pertahanan Indonesia. Ia juga pernah mencalonkan diri di Pilpres sebanyak tiga kali, yaitu pada Pilpres 2009, 2004, dan 2019. Kini, ia adalah Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dari Partai Gerindra yang ia dirikan.
4. Anies Baswedan
Anies Baswedan memiliki latar belakang di bidang pendidikan yang cukup kuat karena ia sempat menerima beasiswa program magister di Amerika Serikat pada 1996 dan menjadi Rektor Universitas Paramadina pada 2007. Anies Baswedan mulai menggeluti dunia politik setelah bergabung dalam Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat pada 2013.
Setelah itu, ia pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada periode 2014-2016. Anies juga menjabat sebagai Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada periode 2017-2023.
5. Ridwan Kamil
Ridwan Kamil adalah tokoh politik yang mengawali kiprah profesionalnya di bidang arsitektur. Setelah mendapat gelar S2 dari Universitas California, Berkeley, ia menjadi dosen tidak tetap selama 14 tahun di ITB (Institut Teknologi Bandung). Awal partisipasi politiknya dimulai saat ia mencalonkan diri dan terpilih sebagai walikota Bandung periode 2013-2018.
Setelah itu, Ridwan Kamil berhasil menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat untuk periode 2018-2023. Figur Ridwan Kamil terkenal sebagai politisi yang kekinian ketika berinteraksi dengan pengikutnya di sosial media.
Bagaimana tokoh-tokoh tersebut mendapatkan kepopuleran yang tinggi?
Dapat dilihat secara sekilas dari profil diri tokoh di atas bahwa masing-masing figur memulai karier politik di momentum yang berbeda-beda. Meski keseluruhan tokoh punya pengalaman dan pencapaian yang dibangun sejak lama, popularitas yang didapatkan tentu dipengaruhi faktor lainnya.
Punya latar belakang dan riwayat karier yang baik saja tidak cukup untuk seorang politisi. Faktor lain yang menentukan terbangunnya citra baik sang tokoh juga dipengaruhi oleh strategi marketing politik atau political marketing.
Political Marketing dimaknai sebagai seluruh strategi membangun persona, menunjukkan sikap, mempromosikan visi dan misi, meraih simpati publik, dan aktivitas-aktivitas lainnya yang dilakukan untuk menjadi figur yang dipilih oleh mayoritas masyarakat ketika pemilihan umum dilaksanakan.
Seperti diketahui, masyarakat adalah komunitas yang kompleks karena diisi oleh banyak orang dengan pandangan, preferensi nilai, budaya, kebiasaan, dan cara berpikir yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut tentu berkontribusi pada preferensi mereka saat memilih tokoh politik yang mencalonkan diri saat pemilihan umum.
Karena itu, secara sederhana penerapan political marketing yang baik adalah penyusunan strategi yang bisa menghasilkan simpatisan publik sebanyak-banyaknya, meski mereka memiliki berbagai latar belakang yang berbeda.
Alasan Pentingnya Skill Political Marketing
Meski secara spesifik banyak digunakan untuk kegiatan politik seperti pemilihan umum, ilmu political marketing sebenarnya biasa ditemukan pada strategi bisnis dan juga kampanye pemasaran. Sama halnya dengan aktivitas politisi, pemasaran produk atau jasa sebuah bisnis pastinya akan berurusan dengan persepsi publik (konsumen), penilaian kinerja produk atau jasa, hingga inovasi yang bisa ditawarkan sebagai solusi penyelesaian masalah konsumen dan calon konsumen.
Karena itu, skill political marketing tak hanya berguna untuk orang-orang yang ingin menjadi politisi, namun juga bagi orang-orang yang ingin memahami behaviour konsumen untuk strategi kesuksesan bisnisnya.
Apa kamu tertarik untuk mendalami political marketing? Jika iya, maka menempuh pendidikan formal S2 di program Ilmu Politik bisa menjadi tempat untuk memulai. Selain itu, ada juga program kursus online sekelas magister yaitu Mini MBA Political Marketing yang merupakan program kolaborasi Kuncie dengan SBM ITB dan LSI (Lingkaran Survei Indonesia).
Bersama Kuncie Mini MBA Political Marketing, kamu bisa mendapatkan materi lengkap dan komprehensif. Mulai dari strategi pemetaan kondisi pasar, manajemen marketing, membangun opini publik dari akurasi data, dan banyak lagi.
References:
IDN Research Institute Report: https://drive.google.com/file/d/1ZfYKqMpRqehspzBd41swetdeT19-KqpK/view?usp=share_link
https://www.bps.go.id/indicator/6/715/1/jumlah-penduduk-usia-15-tahun-ke-atas-menurut-golongan-umur.html
Komentar