Mengenal Lebih Jauh Situational Leadership, Teori Kepemimpinan yang Tepat Guna

September 26, 2023
Category: Business
[sgmb id=2]

Salah satu tuntutan menjadi seorang pemimpin adalah mampu memecahkan berbagai masalah yang muncul di organisasi atau perusahaannya. Tak jarang masalah yang muncul memiliki kompleksitas yang berbeda-beda dan membutuhkan pendekatan yang berbeda-beda pula. Pada kondisi seperti ini, penting bagi seorang pemimpin untuk bisa menempatkan dirinya pada situasi yang sedang berlangsung.

Teori yang bisa membantu seorang pemimpin dalam keadaan ini adalah situational leadership. Meski sudah berusia lima dekade lebih, teori kepemimpinan ini dikenal baik karena efektivitasnya dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan inovatif.

Penasaran bagaimana situational leadership dapat meningkatkan kinerja pemimpin dan menyelesaikan permasalahan dengan efektif? Baca sampai habis ya!

Apa Itu Situational Leadership?

Teori situational leadership pertama kali dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard di akhir tahun 1960an. Situational leadership dibahas secara mendalam oleh Hersey dan Blanchard dalam buku mereka yang berjudul Management of Organizational Behavior. Tidak sampai di situ, situational leadership mengalami beberapa perkembangan sebelum akhirnya menjadi teori yang kita kenal sampai sekarang.

Awalnya, teori ini dinamakan Life Cycle Theory of Leadership. Di akhir tahun 1970 hingga awal tahun 1980, Hersey dan Blanchard berpisah, kemudian mengembangkan versi mereka masing-masing dari situational leadership. Hersey menamakan teorinya Situational Leadership Model, sementara versi Blanchard dikenal dengan nama Situational Leadership II.

Meski memiliki versi yang berbeda-beda, inti dari situational leadership tetap sama: yaitu gaya kepemimpinan yang berubah sesuai dengan tingkat perkembangan para anak buahnya (follower readiness). Gaya kepemimpinan yang berubah-ubah ini memungkinkan seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin yang transformasional, menguasai situasi, serta mampu membawa anak buahnya dengan semangat dan komitmen penuh untuk mencapai kesuksesan bersama. 

Sesuai namanya, situational leadership tidak mengenal satu gaya kepemimpinan yang ‘saklek’ dan terbaik. Menurut teori situational leadership, pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang mampu beradaptasi sesuai situasi dan kondisi. Artinya, pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang selalu agile dan siap mengadaptasi gaya kepemimpinan yang paling tepat untuk keadaan perusahaan.

3 Keterampilan dalam Situational Leadership

Dalam teori situational leadership, ada tiga keahlian yang wajib dikuasai oleh seorang pemimpin. Ketiga keterampilan tersebut adalah goal setting, diagnosis, dan matching (GDM). Mari kita bahas masing-masing keterampilan secara mendalam.

1. Goal Setting

Kemampuan goal setting merupakan bagian dari siklus manajemen kinerja atau yang biasa kita kenal dengan istilah performance management. Performance management terdiri dari tiga komponen, yakni perencanaan kinerja (performance planning), monitor, coaching, and support, dan evaluasi kinerja (performance evaluation). Goal setting sendiri merupakan bagian dari performance planning, dan merupakan dasar untuk pelaksanaan tahap-tahap selanjutnya.

Dalam menetapkan goal yang ingin dicapai, seorang pemimpin harus bisa menetapkan goal yang jelas, spesifik, dan dapat diukur. Dewasa ini, banyak tools yang dapat digunakan untuk membuat goal yang baik, seperti OKR (Objectives & Key Results) dan KPI (Key Performance Indicator). 

Dalam situational leadership, goal yang baik dicapai dengan melakukan evaluasi berkala. Ini bertujuan agar pemimpin dapat menyeimbangkan antara goal yang ingin dicapai dan kinerja para anak buahnya.

2. Diagnosis

Keterampilan ini mengharuskan seorang pemimpin untuk dapat mengetahui dan memahami tingkat perkembangan orang-orang yang bekerja sama dengannya. Inilah yang disebut dengan follower readiness, yaitu pengetahuan  pemimpin tentang sejauh mana kecakapan dan kompetensi para anak buahnya.

3. Matching

Setelah menetapkan tujuan dan mengevaluasi kompetensi para anak buahnya, barulah pemimpin menentukan gaya kepemimpinan yang cocok dan efektif berdasarkan hasil yang didapat dari tahap-tahap sebelumnya.

Tiga keahlian di atas akan memudahkan pemimpin menemukan serta menentukan gaya kepemimpinan yang cocok serta realistis untuk mereka lakukan. 

Tipe-tipe Situational Leadership

Situational leadership mengenal empat gaya kepemimpinan yang berbeda-beda untuk situasi yang berbeda-beda pula. Berikut empat gaya kepemimpinan dalam situational leadership:

1. Directing

Dalam gaya kepemimpinan directing, seorang pemimpin memiliki perilaku direktif yang tinggi dan tingkat perilaku suportif yang rendah. Peran pemimpin ditempatkan di posisi sentral, yaitu dengan konsentrasi memberikan arahan dan mengurangi memberi dukungan pada anak buahnya. Pemimpin fokus memberikan instruksi serta arahan secara rinci dan mengawasi kinerja para anak buahnya secara langsung. Gaya kepemimpinan ini diterapkan ketika anak buah tidak memiliki inisiatif, sehingga semua diserahkan serta diprakarsai oleh pemimpin saja.

2. Coaching

Gaya kepemimpinan coaching ditandai dengan tingkat perilaku direktif dan perilaku suportif yang seimbang. Pemimpin masih memegang kendali penuh atas pengambilan keputusan, namun juga sudah mulai mengembangkan relasi dan membangun rasa percaya diri anak buahnya. 

Coaching mulai diterapkan ketika kompetensi dari anak buah sudah mulai meningkat. Namun pemimpin masih harus menerapkan perilaku membimbing, dikarenakan peningkatan kompetensi anak buahnya belum maksimal. 

3. Supporting

Saat kompetensi serta rasa percaya diri anak buah sudah lebih maksimal, pemimpin dapat mulai menerapkan gaya kepemimpinan supporting. Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku suportif yang lebih tinggi dibandingkan perilaku direktif. Pemimpin mulai mengurangi instruksi dan lebih banyak memberikan dukungan kepada anak buahnya. 

Di gaya kepemimpinan ini, hubungan antara pemimpin dan anak buah mulai bergeser dari top down menjadi bottom up. Pengambilan keputusan mulai dilakukan bersama, pemimpin mendorong anak buahnya untuk saling berbagi ide, dan kompetensi anak buah dalam melakukan tugas-tugasnya sudah dianggap cukup. Di sini, tugas utama pemimpin adalah untuk memelihara kualitas hubungan antar individu dalam kelompoknya. 

4. Delegating

Gaya kepemimpinan delegating ditandai dengan tingkat perilaku direktif dan suportif yang sama-sama rendah. Jadi bisa disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan ini mulai diterapkan ketika peran anak buah sudah lebih dominan dalam perencanaan dan implementasi tugas-tugas. 

Pemimpin tetap hadir, namun tanggung jawabnya lebih terbatas, bahkan di beberapa kesempatan sepenuhnya menyerahkan tanggung jawab kepada anak buahnya. Pengambilan keputusan sepenuhnya dilakukan oleh anak buah, dan pemimpin hanya akan memonitor kemajuan pekerjaan anak buahnya.

Contoh Situational Leadership

Kita telah membahas pengertian, tipe-tipe, dan keahlian yang dibutuhkan dalam menjalankan situational leadership. Kini saatnya memahami penerapan situational leadership di dunia nyata. Berikut contoh ketika situational leadership diterapkan di dunia nyata.

Bayangkan Anda adalah seorang manajer di sebuah perusahaan. Saat ini, Anda berada di tahap awal pembentukan tim yang terdiri dari empat individu dengan pengalaman serta kompetensi yang berbeda-beda. Keempat individu ini disatukan untuk mengerjakan sebuah proyek penting. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi Anda, karena seperti yang telah disebutkan, keempatnya memiliki pengalaman dan kompetensi yang berbeda-beda. Bagaimana Anda dapat menyatukan mereka dengan situational leadership?

Anda dapat memulai dengan menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda pada tiap individu. Contohnya, individu A merupakan individu yang paling terampil dengan pengalaman terbanyak dibandingkan individu lainnya. Ia tidak membutuhkan banyak arahan dalam bekerja. Dalam berkomunikasi dengan individu A, Anda dapat menerapkan gaya kepemimpinan delegating, di mana Anda memberikan kepercayaan penuh kepadanya dan hanya sesekali memonitor hasil pekerjaan individu A. 

Berbeda dengan individu A, individu B dan C memiliki kemampuan yang setara dan keduanya belum memiliki begitu banyak pengalaman. Meskipun keterampilan individu B dan C cukup matang, mereka masih membutuhkan arahan dalam bekerja. Di sini, Anda harus menerapkan gaya kepemimpinan supporting. Artinya, Anda harus memberikan instruksi yang jelas kepada individu B dan C, juga secara berkala melakukan check-in untuk melihat sejauh apa progress yang mereka capai. 

Sementara itu, individu D baru saja masuk ke perusahaan Anda dan masih asing dengan teknologi yang digunakan di perusahaan ini. Inilah saatnya Anda menerapkan gaya kepemimpinan directing. Untuk memfasilitasi keterbatasan yang dialami oleh individu D, Anda memberikan pelatihan ekstensif, mengawasinya secara langsung, dan memantau kemajuannya sampai individu D siap bekerja dengan lebih mandiri.

Kenapa Situational Leadership Efektif?

Anda tentunya paham bahwa efektivitas utama dari situational leadership berasal dari aspek fleksibilitasnya. Namun manfaat penerapan situational leadership tidak sampai di situ saja. 

Berikut beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan dari menerapkan situational leadership.

1. Meningkatkan Komunikasi

Situational leadership menekankan pentingnya memilih gaya komunikasi yang cocok antara pemimpin dan anak buah. Ketika dilaksanakan dengan tepat, situational leadership membantu pemimpin untuk berkomunikasi dengan lebih efektif dengan anak buahnya. Pemimpin jadi lebih memahami kekuatan dan kelemahan masing-masing anak buahnya.

2. Membangun Lingkungan Kerja yang Sehat

Komunikasi yang sehat merupakan kunci utama dari membangun lingkungan kerja yang juga sehat dan transparan. Anak buah akan merasa lebih aman dan tidak sungkan menceritakan hambatan yang dihadapi kepada pemimpin. Hal ini menciptakan hubungan yang lebih sehat, karena pemimpin dapat memahami masalah dari masing-masing anak buahnya. 

3. Meningkatkan Motivasi

Situational leadership adalah gaya kepemimpinan yang secara bertahap melibatkan anak buah, memungkinkan terciptanya komunikasi dua arah antara anak buah dan pemimpin. Lewat situational leadership, pemimpin dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh anak buah, sekaligus meningkatkan motivasi mereka. 

Apa Kekurangan dari Situational Leadership?

Meski begitu, ternyata situational leadership memiliki beberapa kekurangan. Di antaranya, penerapan situational leadership dapat memakan banyak waktu. Pemimpin harus mencurahkan upaya dan waktu yang tidak sebentar agar masing-masing anak buahnya dapat berkembang secara optimal. Hal ini dapat memperlambat proses pekerjaan karena pemimpin harus fokus kepada anak buahnya.

Situational leadership juga dapat menyebabkan kewalahan dan inkonsistensi pada pemimpin, dikarenakan harus mengganti gaya kepemimpinannya setiap saat. Selain itu, situational leadership juga berpotensi menyebabkan anak buah terlalu bergantung pada pemimpin. Bisa saja, upaya pemimpin dalam memberikan direksi secara penuh malah berakibat anak buah memilih untuk tidak berkembang, sehingga mengurangi inisiatif dan kreativitas mereka. 

Pelajari Cara Tepat Menerapkan Situational Leadership bersama Kuncie!

Bagaimana pendapat Anda mengenai situational leadership? Apakah situational leadership sesuatu yang ingin Anda terapkan ketika nantinya menjabat sebagai seorang pemimpin, atau Anda tertarik mendalami teori kepemimpinan lainnya? Bisa jadi ilmu kepemimpinan yang Anda cari ada di Kuncie. 

Kuncie menawarkan Global Executive Program: Innovative Leadership dari New York University dan Global Catalyst, di mana Anda bisa belajar macam-macam teori kepemimpinan seperti situational leadership. Program ini sangat cocok bagi Anda yang ingin mengembangkan kompetensi kepemimpinan dengan kurikulum berstandar internasional. 

Dibimbing oleh sederet pengampu materi profesional dan ahli di bidangnya masing-masing, Anda berkesempatan untuk belajar dari kasus-kasus bisnis di dunia nyata dan mengembangkan strategi kepemimpinan yang sesuai dengan kepribadian Anda.

Siap menjadi pemimpin dengan kompetensi tingkat dunia? Segera daftarkan diri Anda di NYU-Catalyst Global Executive Program: Innovative Leadership powered by Kuncie!

Referensi:

https://www.betterup.com/blog/situational-leadership-examples#:~:text=Situational%20Leadership%C2%AE%20means%20adapting,size%20fits%20all%E2%80%9D%20leadership%20style.  https://www.jimmysudirgo.com/post/pelatihan-kepemimpinan-situasional-apa-mengapa-dan-bagaimana  https://www.verywellmind.com/what-is-the-situational-theory-of-leadership-2795321  https://www.indeed.com/career-advice/career-development/situational-leadership 

Artikel Terkait

Komentar