Dalam lanskap bisnis yang terus berubah dengan cepat, corporate entrepreneurship menjadi semakin penting bagi perusahaan yang ingin tetap unggul dalam persaingan. Dengan mengadopsi budaya inovasi dan kewirausahaan, bisnis dapat mengeksplorasi ide-ide baru, mengembangkan produk dan layanan baru, dan pada akhirnya mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
Namun, apakah kamu sudah bisa memilih model corporate entrepreneurship yang tepat agar bisa menjadi kunci keberhasilan bisnismu? Nah, dalam artikel ini, kita akan menjelajahi empat model corporate entrepreneurship dan membantumu memilih yang paling sesuai untuk bisnis kamu. Simak selengkapnya, yuk!
Apa itu Corporate Entrepreneurship?
Corporate Entrepreneurship adalah suatu pendekatan bisnis yang mengutamakan inovasi dan kreativitas dalam pengelolaan organisasi. Corporate Entrepreneurship melibatkan proses pengembangan dan penerapan gagasan-gagasan baru, strategi, dan produk-produk dalam organisasi. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dan mempertahankan posisi bisnis yang kompetitif.
Menurut artikel yang dipublikasikan oleh MIT Sloan Review, Corporate Entrepreneurship juga dapat didefinisikan sebagai “usaha untuk menciptakan nilai melalui penggunaan sumber daya internal dan eksternal untuk menciptakan bisnis baru atau memperbarui bisnis yang ada”.
Empat Model Corporate Entrepreneurship
Dalam praktiknya, Corporate Entrepreneurship dapat diwujudkan dalam berbagai model, tergantung pada karakteristik organisasi dan tujuan bisnis yang ingin dicapai. Masing-masing model memiliki pendekatan yang berbeda dalam memperkenalkan dan mengembangkan inovasi dan kreativitas di dalam organisasi. Berikut ini adalah penjelasan dari empat model Corporate Entrepreneurship.
1. The Opportunist Model
The Opportunist Model adalah model Corporate Entrepreneurship yang menekankan pada pengambilan keputusan cepat untuk mengambil peluang bisnis yang muncul. Model ini melibatkan individu atau tim yang memiliki inisiatif untuk mengembangkan dan memperkenalkan ide-ide baru secara mandiri tanpa harus menunggu persetujuan dari manajemen tingkat atas.
Contoh implementasi dari model ini adalah ketika karyawan menemukan peluang bisnis baru yang dapat meningkatkan nilai perusahaan, dan mereka langsung mengambil tindakan untuk mengembangkan ide tersebut tanpa harus meminta persetujuan terlebih dahulu.
2. The Enabler Model
The Enabler Model adalah model Corporate Entrepreneurship yang memberikan dukungan dan sumber daya yang dibutuhkan oleh individu atau tim untuk mengembangkan ide-ide baru. Model ini melibatkan manajemen tingkat atas yang berperan sebagai fasilitator untuk memastikan bahwa sumber daya dan dukungan yang diperlukan tersedia untuk mempercepat pengembangan ide-ide inovatif.
Contoh implementasi dari model ini adalah manajemen memberikan waktu dan sumber daya yang cukup untuk tim yang bertanggung jawab mengembangkan ide-ide baru, termasuk dukungan keuangan, tenaga ahli, dan fasilitas yang diperlukan.
3. The Advocate Model
The Advocate Model adalah model Corporate Entrepreneurship yang mengharuskan manajemen untuk secara aktif mendukung dan mendorong ide-ide inovatif yang diusulkan oleh karyawan. Model ini melibatkan manajemen tingkat atas yang berperan sebagai advokat untuk ide-ide yang diusulkan oleh karyawan.
Contoh implementasi dari model ini adalah manajemen mengadakan forum atau acara untuk memfasilitasi karyawan dalam mempresentasikan ide-ide inovatif, serta memberikan penghargaan dan pengakuan untuk ide-ide yang dianggap memiliki potensi besar.
4. The Producing Model
The Producing Model adalah model Corporate Entrepreneurship yang menekankan pada pengembangan ide-ide inovatif yang dapat menghasilkan produk atau layanan baru yang dapat membantu meningkatkan nilai perusahaan. Model ini melibatkan individu atau tim yang memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan dan memperkenalkan produk atau layanan baru ke pasar.
Contoh implementasi dari model ini adalah ketika tim produk mengembangkan produk baru dan membawa produk tersebut ke pasar, dengan menggunakan sumber daya dan dukungan yang tersedia di dalam organisasi.
Memilih Model Corporate Entrepreneurship yang Tepat
Memilih model corporate entrepreneurship yang tepat untuk bisnismu sangat penting untuk meningkatkan daya saing dan keberhasilan bisnis. Setiap model memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda dan memilih model yang tepat akan membantu perusahaanmu mencapai tujuan bisnisnya.
Berikut adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan saat memilih model corporate entrepreneurship yang tepat:
1. Tujuan Bisnis
Pertimbangkan apa yang ingin dicapai perusahaan dengan mengadopsi corporate entrepreneurship. Apakah kamu ingin meningkatkan kecepatan inovasi, memperluas pasar, meningkatkan efisiensi operasional, atau menciptakan produk baru?
2. Budaya Perusahaan
Perusahaan mungkin memiliki budaya yang berbeda-beda, dan setiap model corporate entrepreneurship membutuhkan budaya yang berbeda. Misalnya, jika perusahaanmu memiliki budaya yang sangat konservatif, mungkin sulit untuk mengadopsi model opportunistic yang lebih eksperimental.
3. Sumber Daya
Setiap model corporate entrepreneurship membutuhkan sumber daya yang berbeda. Misalnya, model producing membutuhkan sumber daya yang kuat dalam hal penelitian dan pengembangan produk, sedangkan model enabler membutuhkan sumber daya dalam hal pembiayaan dan dukungan.
4. Kemampuan Karyawan
Kemampuan karyawan perusahaan juga harus dipertimbangkan. Model-model seperti producing membutuhkan karyawan yang sangat terampil dalam hal penelitian dan pengembangan, sementara model-model seperti enabler membutuhkan karyawan yang sangat berpengalaman dalam bisnis.
Setelah mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, pilih model corporate entrepreneurship yang paling cocok untuk bisnismu. Ingatlah bahwa tidak ada model yang benar atau salah, dan perusahaan kamu mungkin perlu mengadaptasi model tertentu agar sesuai dengan kebutuhan bisnismu.
Sebagai gambaran, salah satu pilihan model yang bijaksana adalah model enabler yang dapat menjadi pilihan yang baik karena dapat dipertahankan dengan cara yang lebih ramping. Namun, model advokat dan produser memerlukan investasi yang lebih besar dalam modal manusia dan praktik yang diperlukan.
Oleh karena itu, perusahaan perlu mempertimbangkan sumber daya dan kepercayaan yang dibutuhkan dalam memilih model yang tepat. Proses pemilihan model dapat dilakukan dengan prosedur sederhana yang dikomunikasikan ke seluruh perusahaan, diputuskan oleh tim senior, dan dikelola dengan tenaga kerja terbatas. Karyawan perlu bekerja sama secara intensif di seluruh organisasi untuk memaksimalkan potensi model yang dipilih.
Cara Menempatkan Model Corporate Entrepreneurship
Dalam menempatkan model corporate entrepreneurship, tugas utamanya adalah untuk memperoleh persetujuan dari manajemen senior mengenai tujuan dan jalan yang harus dilalui oleh perusahaan. Para pemimpin yang baru mengenal corporate entrepreneurship seringkali terkejut dengan seberapa banyak waktu yang harus mereka habiskan dalam berdiskusi dengan manajemen korporat dan unit bisnis.
Namun, komunikasi semacam itulah yang menjadi sangat penting. Tidak hanya untuk membangun dukungan terhadap inisiatif baru, tetapi juga untuk mencegah para pemangku kepentingan internal menganggap corporate entrepreneurship sebagai ancaman bagi tindakan-tindakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Membangun bisnis baru sering memerlukan kontribusi dari seluruh orang dalam perusahaan, terutama saat peluncuran dan skalabilitas. Oleh karena itu, komunikasi tetap menjadi hal yang serius bahkan setelah program kewirausahaan korporat telah memiliki catatan prestasi yang terbukti.
Model advocate melibatkan orang-orang dengan insting, akses, dan kemampuan untuk menjelajahi budaya perusahaan dan memungkinkan adanya perubahan. Organisasi dengan model advocate perlu membentuk kumpulan metodologi, alat desain bisnis baru, dan jaringan dengan kemampuan eksternal. Sedangkan, model producing memerlukan modal dan staf yang signifikan serta akses langsung ke manajemen atas. Masalah peralihan dan skalabilitas ini memang bukan hal yang baru, tetapi menjadi semakin menyulitkan jika perusahaan menguasai sisi inovasi yang berlawanan.
Dengan demikian, pembentukan bisnis baru sering mendorong perusahaan untuk memasukkan kemampuan dan pengetahuan dari luar. Faktanya, program corporate entrepreneurship yang efektif dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menyerap pengetahuan dan peluang eksternal, serta terbuka akan semangat inovasi.
Kompetensi semacam ini memang sulit dibangun dalam semalam, dan corporate entrepreneurship akan selalu menjadi proses perdebatan. Tetapi, bermain aman bukan menjadi jawaban bagi perusahaan-perusahaan yang ingin meningkatkan pertumbuhan secara organik.
Siap Memimpin Perusahaan dengan Model Corporate Entrepreneurship
Ketika kita dihadapkan dengan situasi yang tidak dapat diubah, kita ditantang untuk mengubah diri kita sendiri. Dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat, keterampilan kepemimpinan yang adaptif lah yang menjadi kunci kesuksesan.
Walaupun model corporate entrepreneurship memiliki banyak tantangan dan tidak mudah untuk dimulai, tetapi di situlah kemampuan pemimpin dapat dilihat. Bisa jadi, model corporate entrepreneurship adalah langkah pertama yang bisa mensukseskan bisnismu.
Agar kamu bisa lebih percaya diri dalam menerima tantangan, serta bisa memimpin perusahaan dengan model corporate entrepreneurship yang tepat, yuk mengasah diri dan perkaya pengetahuanmu di bidang tersebut.
Buktikan pada dirimu bahwa kamu bisa menjadi pemimpin yang #MemulaiPerubahan
Referensi:
https://sloanreview.mit.edu/article/the-four-models-of-corporate-entrepreneurship/
https://www.entrepreneursdata.com/corporate-entrepreneurship-definition-types-examples-how-it-works/
https://mentorcruise.com/blog/how-apply-corporate-entrepreneurship-your-organiza/
https://www.entrepreneursdata.com/corporate-entrepreneurship-definition-types-examples-how-it-works/
Komentar