Suatu perusahaan tentunya ingin menekan employee turnover rate untuk berbagai alasan. Turnover rate adalah suatu indikator yang baik akan budaya bekerja, efektivitas perekrutan, dan manajemen karyawan di suatu perusahaan. Selain itu, employee turnover rate juga menjadi suatu pertimbangan bagi talenta baru yang ingin menerima pekerjaan yang ditawarkan oleh suatu perusahaan.
Namun, ada satu faktor yang kerap terlewatkan oleh perusahaan ketika ingin menjaga employee turnover rate-nya, yaitu kualitas pemimpinnya. Percaya tidak percaya, kualitas pemimpin menjadi faktor besar untuk employee turnover rate suatu perusahaan.
Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan di artikel ini!
Apa itu Employee Turnover?
Sebelum memahami pengaruh kepemimpinan yang buruk terhadap employee turnover rate, mari kita ulas terlebih dahulu definisi dari employee turnover rate. Employee turnover rate atau tingkat perputaran karyawan adalah persentase karyawan yang meninggalkan perusahaan Anda selama periode waktu tertentu. Biasanya, perusahaan menghitung employee turnover rate tiap tahun atau triwulanan. Ketika angka employee turnover rate sudah muncul, manajemen perusahaan dapat memilih untuk menghitung pergantian karyawan baru untuk menilai efektivitas kebijakan perekrutan mereka. Employee turnover rate adalah metrik penting untuk mengukur kinerja departemen sumber daya manusia atau aplikasi manajemen sumber daya manusia.
Normalnya, makin rendah turnover rate suatu perusahaan, makin baik. Hal ini menandakan perusahaan tersebut cukup stabil dan nyaman sehingga karyawan-karyawannya memiliki loyalitas yang relatif tinggi. Selain itu, perusahaan pun tidak terlalu buru-buru merekrut karyawan baru, sehingga bisa menekan cost yang dikeluarkan untuk proses rekrutmen dan bisa benar-benar menemukan talenta yang tepat untuk mengisi posisi kosong.
Biasanya, suatu perusahaan ingin menekan turnover rate karena berbagai alasan, yaitu:
- Mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas
- Menjaga investasi yang sudah diberikan kepada sumber daya manusia
- Menjaga nama baik dan corporate image yang positif
- Mengefisienkan proses rekrutmen
- Menjaga kestabilan, kinerja, dan kondisi mental tim
Kelima faktor ini sangat penting, tidak hanya agar perusahaan bisa mencapai target yang sudah ditentukan, tapi juga agar prosesnya efektif dan tidak boros.
Baca Juga: 15 Cara Manajer Membantu Timnya yang Stres atau Burnout
Employee Turnover Karena Leadership yang Buruk
Ada suatu pepatah terkenal di dunia bisnis, “Karyawan tidak meninggalkan perusahaan, tapi mereka meninggalkan bos.”. Pepatah ini sangat benar. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Florida State University, banyak karyawan memiliki banyak masalah dengan atasan mereka. Tiga puluh sembilan persen dari karyawan yang menjadi responden penelitian tersebut mengatakan bahwa manajer mereka gagal menepati janji, sementara 37% menyebutkan bahwa atasan mereka tidak memberi penghargaan atau apresiasi atas kerja keras mereka. Tiga puluh satu persen responden survei mengklaim supervisor mereka bahkan memberi mereka perlakuan diam, sementara 27% menyatakan bahwa supervisor mereka membuat komentar yang meremehkan tentang mereka kepada manajer dan karyawan lain. Dua puluh tiga persen orang yang disurvei mengatakan atasan mereka menyalahkan mereka karena menutupi kesalahan mereka sendiri.
Hal-hal tersebut tentunya menjadi alasan kuat mengapa karyawan tidak betah di suatu perusahaan dan memutuskan untuk mencari pekerjaan lain. Padahal, dengan kepemimpinan yang baik, karyawan cenderung lebih loyal terhadap perusahaan dan atasan. Bahkan, kepemimpinan yang baik bisa memicu karyawan untuk berkinerja lebih baik.
Cara Memperbaiki Kepemimpinan yang Buruk
Kepemimpinan yang buruk wajib diperbaiki dengan cepat. Selain meningkatkan turnover rate perusahaan, kepemimpinan yang buruk juga bisa merusak proses bisnis perusahaan dan merugikan perusahaan secara finansial.
Meski begitu, memperbaiki kepemimpinan yang buruk tentunya tidak bisa dilakukan dengan cepat. Kepemimpinan dimulai dari sifat diri pemimpin tersebut, sehingga membutuhkan waktu untuk diperbaiki. Tapi, bukan berarti tidak bisa berubah sama sekali. Jika Anda merasa Anda memiliki gaya kepemimpinan yang buruk, Anda masih punya kesempatan untuk memperbaiki diri dan menjadi pemimpin yang lebih baik.
Sebagai langkah awal, berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kepemimpinan yang buruk, baik dari diri Anda sendiri maupun dari sosok lain di perusahaan Anda.
1. Menghabiskan waktu dengan karyawan
Mengenal karyawan yang berada di tim Anda adalah cara yang kerap terlupakan, namun menjadi salah satu jurus andalan ketika Anda ingin memperbaiki gaya kepemimpinan Anda. Dengan menghabiskan waktu dengan karyawan, Anda akan mendapatkan perspektif tambahan seputar sudut pandang, kendala, dan kehidupan karyawan Anda. Dengan begitu, Anda bisa mengambil keputusan yang lebih bijaksana.
2. Memimpin dengan memberi contoh
“Leading by example” adalah gaya kepemimpinan lama yang masih relevan ketika diaplikasikan di masa kini. Dengan memberi contoh yang tepat, karyawan dalam tim pun memiliki mentor atau acuan ketika bekerja atau berkolaborasi dengan karyawan lain.
3. Meminta feedback jujur dari tim
Kadang, hal yang Anda lihat sebagai isu dari dalam diri bukanlah suatu masalah bagi orang lain. Itulah mengapa feedback jujur dari tim Anda adalah hal yang sangat berharga. Feedback atau umpan balik dari tim bisa menjadi bahan introspeksi dan perbaikan diri Anda sebagai seorang pemimpin.
4. Manajemen karyawan yang lebih baik
Tak bisa dipungkiri, salah satu aspek dari kepemimpinan adalah manajemen karyawan. Apabila gaya kepemimpinan Anda dicap buruk, mungkin ini salah satu alasannya. Manajemen karyawan tentunya bukan hal yang mudah, karena pasti tim Anda terdiri dari karyawan-karyawan dengan latar belakang, sudut pandang, dan pendapat yang berbeda. Manajemen karyawan yang baik adalah ketika Anda bisa menjaga kinerja, kondisi mental, dan kesehatan masing-masing karyawan tanpa mengorbankan karyawan lainnya, diri sendiri sebagai pemimpin, dan perusahaan.
5. Pelatihan dari pihak ketiga
Kadang harus diakui bahwa mengubah sesuatu dari diri adalah hal yang sulit dilakukan sendiri. Maka dari itu, Anda perlu memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan diri dari luar, misal dengan pelatihan dari pihak ketiga, misal institusi yang menyediakan kelas pelatihan kepemimpinan. Dengan bantuan dari pihak ketiga, Anda akan menemukan cara atau perspektif baru di bidang kepemimpinan yang mungkin tidak Anda temukan sebelumnya.
Baca Juga: Resilience Leadership, Cara Jadi Pemimpin Tangguh di Masa Penuh Perubahan
Saatnya Anda Jadi Pemimpin yang Berani #MemulaiPerubahan!
Melihat bagaimanya gaya kepemimpinan mempengaruhi turnover rate, harus ada langkah yang Anda ambil untuk memperbaiki atau mengembangkan skill leadership Anda. Tujuannya tentu agar turnover rate perusahaan bisa ditekan dan Anda bisa mempertahankan karyawan dengan skillset terbaik di tim Anda.
Ketujuh poin di atas bisa menjadi langkah awal bagi Anda untuk berubah dan menjadi pemimpin yang baik untuk tim Anda! Ayo jadi Pemimpin yang berani #MemulaiPerubahan, dari diri sendiri untuk tim Anda dan perusahaan!
Referensi:
https://www.forbes.com/advisor/business/employee-turnover-rate/
https://smallbusiness.chron.com/bully-management-style-35804.html
https://www.peoplematters.in/article/employee-engagement/how-erroneous-leadership-can-affect-employee-turnover-34651
Komentar