Dampak Buruk Micro Management Bagi Perusahaan

August 22, 2023
Category: Business,General
[sgmb id=2]

Dalam dunia bisnis, micro management cenderung dianggap sebagai praktik manajemen yang buruk dalam perusahaan. Tak jarang, praktik yang identik dengan kontrol serta pengawasan berlebihan ini menjadi bumerang bagi produktivitas anggota tim dan keberlangsungan perusahaan. 

Terlebih lagi, seseorang yang melakukan micro management acap kali tak sadar dengan apa yang dilakukan. Lantas, mengapa sistem tersebut sudah tidak efektif dijalankan dan bagaimana mengidentifikasikan ciri-ciri pemimpin yang melakukan praktik manajemen ini? Simak artikel ini selengkapnya!

Mengenal Lebih Dekat Micro management

Praktik micro management dapat dicontohkan pada kasus seorang manajer atau pemimpin yang terlalu terlibat terhadap pekerjaan anggota tim. Pemimpin yang melakukan micro management cenderung terlalu fokus pada tugas-tugas kecil, mengontrol setiap langkah, dan memantau setiap aspek pekerjaan tanpa memberikan kebebasan atau kepercayaan kepada anggota tim. 

Sebenarnya, pemimpin micro management sering kali memiliki niat baik untuk membantu karyawan meningkatkan produktivitas. Namun, pada akhirnya hal ini malah  dapat menghambat produktivitas dan kreativitas anggota tim, serta menurunkan kepuasan kerja.

Ketika seorang pemimpin terlalu terlibat dalam detail-detail pekerjaan dan mengawasi setiap langkah, karyawan justru merasa tidak percaya diri dan tidak dihargai karena kurangnya kepercayaan dan otonomi yang diberikan. 

Alasan Seorang Leaders Masih Melakukan Micro Management

1. Ketidakpercayaan

Seorang pemimpin yang tidak memiliki kepercayaan penuh pada kemampuan anggota timnya cenderung melakukan micro management. Pemimpin menganggap pekerjaan hanya akan dilakukan dengan benar jika telah terlibat secara mendetail, bahkan hal paling kecil sekali pun.

2. Karyawan Kurang Terampil

Ketika karyawan kurang cakap dalam pekerjaannya, tak jarang pemimpin pun khawatir dengan kualitas kerja. Hal ini mendorong pemimpin untuk melakukan micro management agar karyawan tetap terarah dan hasil pekerjaan terjaga kualitasnya.

3. Keinginan Mempertahankan Kontrol

Beberapa pemimpin memiliki dorongan kuat untuk mempertahankan kontrol penuh atas segala aspek pekerjaan. Pemimpin merasa bahwa dengan melibatkan diri dalam setiap detail, mereka dapat memastikan segala sesuatu berjalan sesuai dengan keinginan.

4. Ketidakmampuan Delegasi

Pemimpin yang tidak mampu atau tidak percaya diri dalam mendelegasikan tugas kepada anggota timnya cenderung melakukan micro management. Pemimpin tersebut merasa dirinyalah satu-satunya yang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan benar.

Ciri-Ciri Micro Management

1. Jarang Memberikan Apresiasi dan Feedback

Dalam micro management, atasan jarang memberikan umpan balik dan apresiasi kepada karyawan. Sebaliknya, mereka lebih sering memberikan kritik yang tidak konstruktif. Hal ini tentunya dapat merusak semangat dan kepercayaan diri para karyawan.

2. Hasil Kerja Selalu Dirasa Tak Memuaskan

Pemimpin kerap kali terlalu fokus pada kekurangan dan kesalahan, daripada melihat prestasi dan kontribusi yang telah dilakukan oleh karyawan. Mereka lebih cenderung menyoroti hal-hal yang salah atau kurang baik, sehingga sulit untuk merasa puas dengan hasil kerja.

3. Terlibat Secara Mendalam dalam Detail

Pemimpin yang melakukan micro management cenderung terlibat secara mendalam pada setiap detail pekerjaan. Mereka cenderung memantau setiap langkah dan terlalu fokus pada hal-hal kecil.

4. Tidak Percaya dengan Tim

Pemimpin tidak percaya dengan kinerja anggota tim. Pemimpin cenderung merasa bahwa hanya diri mereka yang mampu menyelesaikan tugas dengan benar. Mereka enggan memberikan otonomi kepada anggota tim untuk mengambil keputusan. 

Dampak Buruk Micro Management

1. Menurunnya motivasi karyawan

Karyawan yang dipantau secara berlebihan dan tidak diberi kepercayaan untuk mengambil keputusan sendiri cenderung merasa terkekang dan kurang termotivasi untuk berkinerja baik.

2. Rendahnya Kreativitas dan Inovasi

Micro management membatasi ruang untuk berpikir kreatif dan inovatif. Karyawan yang terlalu dikendalikan cenderung tidak berani mengambil risiko atau mencoba hal baru. Hal ini dapat menghambat perkembangan ide-ide baru dan solusi inovatif.

3. Berkurangnya kepercayaan dan kolaborasi

Karyawan yang dikontrol berlebihan cenderung merasa kurang dihargai dan tidak memiliki kepercayaan terhadap atasan. Hal ini dapat menghambat kolaborasi tim dan kerja sama yang efektif.

4. Stres dan penurunan kesejahteraan

Terlalu banyak pengawasan dan tekanan dari pemimpin dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi pada karyawan. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan fisik karyawan.

5. Penurunan produktivitas

Karyawan yang merasa terlalu dikendalikan cenderung menjadi pasif, tidak berdaya, dan kehilangan fokus. Hal tersebut berujung pada penurunan produktivitas secara keseluruhan.

6. Tingginya tingkat turnover karyawan

Karyawan yang mengalami micro management cenderung merasa tidak puas dan mencari peluang kerja lain. Hal ini dapat menyebabkan tingkat turnover yang tinggi dalam perusahaan.

Cara Membantu Karyawan Tanpa Melakukan Micro Management 

1. Berikan Kepercayaan

Tunjukkan bahwa Anda percaya dengan kemampuan dan keterampilan pegawai dengan memberikan tanggung jawab dan otonomi dalam menjalankan tugas. Dengan begitu, motivasi karyawan akan meningkat.

2. Tetapkan Tujuan yang Jelas

Tetapkan tujuan yang spesifik dan terukur bersama seluruh anggota tim. Komunikasikan dengan jelas harapan Anda sehingga karyawan bisa bekerja secara maksimal. 

3. Bangun Komunikasi yang Terbuka dan Konstruktif

Rutinlah berkomunikasi secara terbuka dengan pegawai melalui berbagai cara, misalnya mendengarkan masukan dan memberikan umpan balik konstruktif. 

4. Jadilah Seorang Mentor

Bantu setiap anggota tim dalam mengatasi hambatan atau tantangan, berikan bimbingan karier. Dorong pertumbuhan pribadi dan profesional para karyawan.

5. Berikan Pujian dan Pengakuan

Berikan pujian dan pengakuan ketika pegawai mencapai prestasi atau berhasil mengatasi tantangan. Hal ini akan meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja mereka.

6. Cari Timing yang Tepat

Pemimpin harus memberikan kesempatan pada karyawan untuk mengerjakan tugas dan menghadapi permasalahan terlebih dahulu. Pemimpin perlu menunggu sampai benar-benar yakin bahwa pegawai memerlukan bantuan.

7. Memperjelas Intensi untuk Membantu

Meskipun waktunya sudah tepat, intensi keterlibatan manajer pada pekerjaan pegawai tetap harus diperjelas. Pemimpin perlu memahami bahwa tanggung jawabnya adalah mengevaluasi kinerja pegawai, bukan melakukan pekerjaan bawahan. Bila pemimpin terlibat dalam detail pekerjaan karyawan, hal ini justru menjadi pertanda bahwa pegawai sedang berkinerja buruk.

Siap Jadi Pemimpin Berkualitas bersama Kuncie!

Menjadi leader tanpa micro management tentunya memerlukan kesadaran diri dan skill kepemimpinan yang mumpuni. Ambillah langkah pertama Anda untuk menjadi leader yang sukses dengan mengikuti program Kuncie Executive: Mini MBA General Management by SBM ITB!

Program Kuncie Executive: Mini MBA General Management by SBM ITB, hasil kerja sama Kuncie dengan Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB, adalah program online fast-track untuk mempelajari manajemen bisnis dengan lebih dalam dan berfokus pada pengembangan bisnis. Program ini merupakan program non-degree dengan pembelajaran sekelas magister. 

Salah satu materi yang akan diajarkan di program ini adalah high performance leadership, yaitu dasar-dasar kepemimpinan dan proses menjadi seorang pemimpin berkualitas. Dengan rangkaian materi tersebut, Anda dapat makin memahami prinsip dasar memimpin tim dan organisasi secara efektif serta menciptakan budaya lingkungan kerja nan kolaboratif. Ayo, ambil langkah untuk #MemulaiPerubahan dan siap jadi pemimpin berkualitas dengan program Kuncie Executive: Mini MBA General Management by SBM ITB!

Referensi :

https://hbr.org/2021/01/how-to-help-without-micromanaging   https://glints.com/id/lowongan/micromanage-adalah/   https://www.hashmicro.com/id/blog/micromanagement-adalah/ 

Artikel Terkait

Komentar