Topik finansial masih menjadi pembicaraan hangat di media sosial, terutama oleh Generasi Millennial dan Gen Z. Selain perihal financial freedom, bahasan mengenai sandwich generation juga tak kalah seru.
Baru-baru ini netizen dihebohkan dengan kisah seorang pelawak perempuan senior, yakni Mbak Nunung yang mengaku harus menafkahi 50 orang saudaranya. Kisah Mbak Nunung ini menjadi contoh konkret bahwa fenomena sandwich generation memang ada di sekitar kita, atau mungkin kita sendiri yang mungkin menjadi bagian dari generasi ini.
Hidup sebagai sandwich generation bukanlah perkara yang mudah. Bagaimana tidak, generasi ini harus mampu menafkahi tidak hanya dirinya sendiri, namun juga generasi di atas dan di bawahnya.
Apa yang terlintas di pikiran kamu pertama kali jika ditanya apa solusi untuk fenomena ini? Pasti meningkatkan jumlah penghasilan agar dapat menanggung semua biaya hidup tiga atau lebih generasi keluarga. Sebenarnya, masih ada lho beberapa cara lain agar kamu dapat terbebas dari sandwich generation.
Tapi sebelumnya, pahami dulu yuk apa itu sandwich generation!
Apa itu Sandwich Generation?
Ternyata, sandwich generation adalah istilah yang sudah diperkenalkan sejak tahun 1981. Sandwich generation atau generasi roti lapis, mengacu pada individu paruh baya yang ditekan untuk mendukung finansial kedua orang tua yang sudah menua dan anak-anaknya yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Supaya kamu mendapatkan gambaran yang lebih jelas, coba bayangkan sepotong hidangan sandwich. Sandwich biasanya terdiri dari 2 lapis roti, yang mengapit isian di tengahnya. Nah, isian yang terhimpit tersebut digambarkan sebagai penanggung “beban” finansial. Sedangkan 2 lapis roti di atas dan bawah isian tersebut adalah generasi di atas (orang tua) dan bawahnya (anak hingga cucu) yang beban finansialnya harus ditanggung juga.
Fenomena Sandwich Generation di Indonesia
Menurut Kemenko PMK (Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi pada tahun 2035. Setelah era bonus demografi selesai, penduduk usia produktif yang semula mendominasi otomatis akan bergeser menjadi penduduk usia tua.
Yang terjadi saat ini adalah banyak perempuan usia 30-an yang memiliki anak kecil dan orang tua yang lemah pada waktu bersamaan. Dapat dibayangkan saat seorang anak menginjak usia 30 tahun, biasanya orang tuanya akan berusia sekitar 60 tahun. Saat ini terjadi, orang tua cenderung membutuhkan dukungan fisik dan finansial dari anaknya. Sehingga, besar kemungkinan biaya yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhan orang tua akan menjadi tanggung jawab seorang anak.
Beban Finansial yang Ditanggung Sandwich Generation
Merawat dua generasi sekaligus dirinya sendiri jelas bukan hal yang mudah. Biaya yang dibutuhkan juga pastinya sangat besar. Berikut ini adalah hal-hal yang biasanya menjadi tanggungan seorang sandwich generation:
- Biaya medis untuk orang tua
- Biaya rumah pensiun
- Biaya perawatan lansia di rumah
- Biaya pendidikan anak
- Biaya penitipan anak untuk anak mereka yang masih kecil
- Dukungan keuangan untuk anak mereka yang sudah besar
Penyebab Sandwich Generation
Sandwich generation muncul bukan tanpa sebab. Alih-alih langsung menyusun strategi agar terbebas dari fenomena ini, mari ketahui dulu penyebab dari sandwich generation!
1. Kemampuan Finansial yang Lemah
Bukan rahasia bila faktor kekurangan finansial menjadi penyebab utama timbulnya sandwich generation. Selain karena pengaruh eksternal seperti naiknya harga kebutuhan dan ketersediaan lapangan pekerjaan, ada penyebab internal yang turut menjadikan hal ini terjadi.
Banyak orang yang di usia produktifnya justru hidup dengan perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif membuat seseorang mengalihkan fokusnya pada hal kurang esensial dan melupakan perencanaan finansial masa depan. Akhirnya, sebagian besar pendapatan habis sia-sia untuk membelanjakan barang-barang yang tidak berdampak untuk masa depan.
2. Kesulitan Menabung
Bagi sebagian orang, kebiasaan menabung adalah komitmen besar yang penuh tantangan. Hal ini terutama terjadi pada mereka yang tidak terbiasa mengatur keuangan dengan baik. Alhasil, persentase gaji bulanan membengkak pada pemenuhan biaya hidup dan gaya hidup ketimbang menabung.
3. Faktor Keturunan
Orang-orang yang sudah lebih dulu mengalami fenomena sandwich generation, biasanya sulit untuk mengendalikan pengeluaran dan memenuhi kebutuhan keluarganya sendiri. Ketergantungan yang terjadi secara berkelanjutan inilah yang menjadi penyebab munculnya sandwich generation baru.
Cara Membebaskan Diri dari Sandwich Generation
Sekarang, kamu sudah tahu kan apa saja penyebab terjadinya fenomena sandwich generation. Buat kamu yang belum terjebak di sandwich generation, yuk perhatikan tiga penyebab di atas dan hindari mulai dari sekarang.
Lalu bagaimana dengan yang sudah terlanjur terjebak? Tenang, setiap persoalan pasti ada solusinya. Kamu bisa melakukan delapan cara ampuh di bawah ini agar terbebas dari sandwich generation!
1. Upgrade Kemampuan Diri
Langkah pertama yang bisa kamu lakukan untuk terbebas dari sandwich generation adalah meningkatkan kemampuan diri. Cobalah untuk mempelajari skill baru agar kamu tetap mampu berkompetisi di zaman yang cepat berubah.
2. Miliki Penghasilan yang Lebih Besar
Jika kamu adalah salah satu yang sudah terjebak dalam posisi ini, ada baiknya untuk mencari peluang kerja yang memberikan gaji atau tunjangan lebih tinggi. Di era digitalisasi ini, ada bidang yang terbilang cukup menjanjikan dalam jangka panjang, yakni bidang tech dengan posisi seperti Data Analyst, Quality Assurance (QA) Engineer, atau Product Manager.
3. Atur Keuangan dengan Baik
Cara agar generasi keturunanmu tidak perlu mengalami hal yang sama denganmu adalah dengan mengatur keuangan. Semua transaksi baik dana masuk dan keluar harus tercatat dengan rapi. Ini wajib dilakukan agar bisa membuat perencanaan keuangan yang rinci untuk menekan pengeluaran yang tidak esensial.
Perencanaan keuangan yang baik akan berimbas pada kondisi kesehatan finansial yang baik pula. Dengan demikian, kamu dapat mengelola pengeluaran untuk orang tua, anggota keluarga lainnya, dan diri sendiri dengan lebih baik.
4. Siapkan Dana Pensiun
Langkah selanjutnya untuk terbebas dari sandwich generation adalah membuat dana pensiun. Dana pensiun sangat penting sebagai rencana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ketika usia kamu sudah tidak lagi produktif. Dengan memiliki dana pensiun, kamu bisa meminimalkan atau bahkan menghilangkan tanggungan anakmu terhadap kebutuhan hidupmu di hari tua.
5. Siapkan Asuransi Kesehatan
Biaya medis adalah salah satu beban dengan risiko yang jumlahnya tinggi. Untuk menghindari pengeluaran besar secara tiba-tiba, penting bagi kamu untuk menyiapkan asuransi kesehatan.
6. Siapkan Dana Pendidikan Anak
Selain dana pensiun dan asuransi kesehatan, kamu juga perlu menyiapkan dana pendidikan untuk anak. Hal ini dilakukan agar ketika kamu telah pensiun tetapi anak-anak masih harus sekolah, kamu tidak perlu khawatir mencari uang untuk menyekolahkan mereka dengan layak.
Siapkan dana pendidikan anak sesegera mungkin! Semakin cepat, semakin banyak dana yang terkumpul di masa depan.
7. Miliki Banyak Sumber Penghasilan
Punya banyak sumber penghasilan memang terdengar sangat melelahkan, tapi sebenarnya manfaatnya cukup signifikan, lho! Terlebih, saat ini semakin marak pemberitaan layoff yang terjadi di banyak perusahaan.
Ketika kehilangan pekerjaan utama, tentu satu-satunya sumber penghasilan kamu hilang juga. Karena itu, punya pekerjaan atau bisnis sampingan bisa menjadi solusi menghindari kondisi buruk seperti ini.
8. Berani berinvestasi
Setelah berhasil menambah sumber penghasilan, kini waktunya untuk kamu mencoba investasi karena investasi memungkinkan kamu untuk menggandakan pendapatan secara pasif. Tapi ingat, investasi apapun pasti punya risiko kerugian dibalik potensi keuntungan yang ditawarkan.
Karena itu, kamu harus benar-benar belajar dulu soal jenis-jenis instrumen investasi, penawaran return, hingga tingkat risikonya agar bisa membuat strategi investasi yang menguntungkan.
Jadi Siap Memutus Mata Rantai Sandwich Generation bersama Kuncie!
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu cara terbebas dari sandwich generation adalah dengan memiliki pendapatan yang besar. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk menata perencanaan karier sejak dini dan selalu update soal beragam profesi yang punya prospek karier bagus di masa depan.
Tahukah kamu bahwa kebutuhan industri terhadap posisi Quality Assurance (QA) Engineer dan Product Manager akan terus meningkat di masa mendatang? Menurut sebuah laporan, hingga 6 tahun mendatang kebutuhan talenta untuk posisi QA Engineer diprediksi akan mencapai lebih dari 300 ribu. Sementara itu, Product Manager menjadi salah satu posisi yang paling diminati pada tahun 2022.
Nah, contoh profesi di bidang tech yang disebutkan di atas punya prospek yang terbilang cerah bukan? Jadi, kalau kamu masih kuliah atau ingin berkarier di bidang tech tapi masih bingung caranya untuk upgrade diri, Tech Acceleration by Kuncie hadir sebagai solusi!
Lewat program ini, kamu bisa mengasah soft skill dan hard skill yang dibutuhkan untuk menjadi Product Manager, QA Engineer, atau Data Analyst. Tentunya, program pembelajaran ini diberikan oleh para mentor ahli dari perusahaan berkualitas dan bersertifikasi. Yuk, pilih program Tech Acceleration by Kuncie yang paling cocok untuk karier kamu untuk meraih kebebasan dari beban sandwich generation!
Referensi:
https://www.investopedia.com/terms/s/sandwichgeneration.asp
https://www.aplaceformom.com/caregiver-resources/articles/what-is-the-sandwich-generation
https://www.lummoshop.co.id/blog/sandwich-generation-kenali-yang-spesial-dari-mereka-di-sini/
https://www.betterup.com/blog/sandwich-generation
https://whiz.id/en/way-apart-of-sandwich-generation/
Komentar