Polarisasi Politik: Pengertian, Tingkat, Dampak, & Contohnya di Indonesia

April 6, 2023
Category: General
[sgmb id=2]

Polarisasi politik menjadi salah satu istilah yang semakin sering kita dengar belakangan ini di dunia politik. Fenomena ini merupakan hasil dari perpecahan masyarakat dalam pandangan dan dukungan politik mereka. Tapi, apakah kamu tahu apa itu polarisasi politik? Yuk, kita kupas tuntas apa sebenarnya yang dimaksud dengan polarisasi politik!

Apa itu Polarisasi Politik?

Apa itu polarisasi politik? Polarisasi politik adalah pembagian masyarakat dalam pandangan dan dukungan politik mereka. Hal ini mengakibatkan masyarakat terpecah menjadi dua kubu yang berseberangan dalam pandangan dan kebijakan politik. Polarisasi politik bisa terjadi di berbagai negara, termasuk di dalam sistem politik Indonesia.

Polarisasi politik terjadi karena adanya perbedaan pandangan dan keyakinan terhadap isu-isu politik tertentu. Hal ini memunculkan perpecahan masyarakat menjadi kelompok yang mendukung pandangan politik yang sama dan menolak pandangan politik dari kelompok yang berbeda.

Polarisasi politik yang terjadi di kalangan masyarakat dapat mengarah kepada sikap ideologis yang ekstrem. Penyebab terjadinya hal ini umumnya karena adanya perubahan sosiokultural dalam masyarakat, sehingga bermunculan tokoh-tokoh elit politik baru yang memanfaatkan perubahan tersebut.

Tingkat Polarisasi Politik

Polarisasi politik juga memiliki dua tingkatan yang berbeda, yaitu polarisasi elite dan polarisasi massa. Supaya kamu makin memahami polarisasi politik, yuk simak penjelasan dari dua tingkat polarisasi politik tersebut.

1.     Polarisasi Elite

Polarisasi elite terjadi di kalangan elit yaitu sekelompok kecil orang-orang berkuasa. Mereka memperjuangkan kepentingan dan ideologi politik yang berbeda-beda. Hal ini seringkali terjadi di parlemen atau dalam partai politik.

Polarisasi elite dapat mempengaruhi proses pembuatan kebijakan dan politik negara, sehingga memunculkan dua kubu yang memiliki perbedaan signifikan dalam proses pembuatan kebijakan negara.

2.     Polarisasi Massa

Polarisasi massa terjadi di kalangan masyarakat umum. Dalam polarisasi massa, masyarakat terpecah menjadi dua kelompok yang berseberangan dalam pandangan politik mereka.

Hal ini sering ditandai dengan adanya aksi-aksi massa yang bersifat politik, baik itu dalam bentuk unjuk rasa atau gerakan sosial. Biasanya, polarisasi massa dapat tergambar jelas dari perbedaan kubu dari aksi massa yang dilakukan oleh dua kelompok polar tertentu.

Masalah Akibat Polarisasi Politik

1.     Merusak institusi demokrasi

Walaupun umum terjadi di kalangan masyarakat, maupun terjadi di dalam suatu negara, namun polarisasi politik yang terlalu ekstrem dapat memicu beberapa dampak negatif. Berikut adalah masalah yang bisa terjadi akibat adanya polarisasi politik.

polarisasi politik
Sumber: Shuttertock

Polarisasi politik dapat merusak institusi demokrasi dengan menghambat proses pembuatan keputusan dan memperkuat posisi pihak yang terlibat dalam polarisasi. Hal ini dapat memicu tindakan otoriter dan mendorong keputusan yang merugikan masyarakat.

Konflik kepentingan ini bisa menyebabkan pembuatan keputusan yang lebih menguntungkan salah satu pihak polarisasi dibandingkan dengan kepentingan masyarakat.

2.     Melemahkan dan menghalangi proses pembuatan Undang-undang

Polarisasi politik juga dapat menghambat proses pembuatan Undang-undang dengan membuat para legislator menjadi sulit untuk mencapai kesepakatan. Akibatnya, masyarakat bisa kehilangan kepercayaan pada pemerintah dan partai politik yang tidak dapat menyelesaikan masalah sebenarnya.

3.     Berdampak pada penyembunyian institusi kepresidenan

Polarisasi politik dapat mengganggu institusi kepresidenan dengan mendorong kandidat yang ekstrem dan memperkuat peran partai politik dalam pemilihan presiden. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan institusi kepresidenan untuk mewakili kepentingan masyarakat secara luas, dan lebih mementingkan agenda dari masing-masing kubu polarisasi politik.

4.     Menghilangkan kredibilitas partai politik

Selain itu, polarisasi politik dapat menyebabkan turunnya kredibilitas partai politik dan meningkatkan ketidakpercayaan masyarakat pada sistem politik. Hal ini dapat menjadi pemicu rasa ketidakpuasan masyarakat dan menimbulkan aksi protes serta demonstrasi yang semakin tinggi.

5.     Membentuk sikap masyarakat terhadap isu-isu terkait kebijakan luar negeri

Dengan adanya polarisasi politik, sikap masyarakat terhadap isu-isu yang terkait dengan kebijakan luar negeri juga dapat terpengaruh. Pada kasus-kasus tertentu, polarisasi politik dapat membuat masyarakat enggan untuk mendukung kebijakan luar negeri yang penting untuk keamanan dan kepentingan nasional.

6.     Meningkatkan intoleransi dan kekerasan di masyarakat

Polarisasi politik dapat memperburuk kondisi sosial dengan meningkatkan intoleransi dan kekerasan di masyarakat. Hal ini dapat memicu konflik antar kelompok dan memperkuat perpecahan dalam masyarakat. Tidak jarang pula terjadi perdebatan hingga pertengkaran antar masyarakat akibat polarisasi politik yang terlalu ekstrem.

Contoh Polarisasi Politik di Indonesia

Penyelenggaraan Pemilu presiden tahun 2019 adalah salah satu contoh polarisasi politik di Indonesia. Pada pemilihan presiden periode tersebut, terdapat dua pasangan calon yang saling berlawanan, yaitu Joko Widodo – Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.

Dalam kampanye, kedua pasangan calon saling menyerang dan mengkritik satu sama lain, bahkan terdapat isu-isu yang bersifat SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) akhirnya terjadi di antara pendukung mereka.

Kedua pasangan calon ini juga berseberangan dalam banyak hal, dan keduanya memiliki pendukung yang tergolong cepat terbentuk serta cukup ekstrem. Tema atau idealisme yang dibawa oleh kedua pasangan calon juga berbeda dan menggandeng kelompok yang berbeda pula. Fenomena ini membuat polarisasi politik semakin jelas terjadi di kalangan masyarakat dan membuat pemilih masing-masing kubu menunjukkan keberpihakan di media sosial.

Setelah pemilihan presiden selesai, terdapat kecenderungan polarisasi politik di masyarakat, antara pendukung kedua pasangan calon yang saling bermusuhan. Hal ini terlihat dalam aksi-aksi demonstrasi yang diwarnai dengan tindakan kekerasan, bahkan terdapat pembakaran kendaraan dan gedung-gedung.

Mendalami Politik dengan Ikut Kelas Political Marketing

Bagi kamu yang ingin berkecimpung atau bahkan sudah menjadi penggiat politik, ada cara agar bisa menyampaikan pesan politik kepada sasaran masyarakat yang tepat. Kamu bisa mempelajarinya di program Kuncie Executive Mini MBA Political Marketing.

Pada program ini, Kuncie bekerja sama dengan SBM ITB dan LSI (Lembaga Survei Indonesia) untuk mengadakan program pertama dan satu-satunya yang setingkat dengan MBA di Indonesia tentang political marketing atau pemasaran politik.

Program berdurasi 10 minggu ini bisa membantumu dalam mendalami political marketing agar bisa menyusun strategi pemasaran politik yang tepat sasaran. Mari, daftar kelasnya sekarang!

Referensi:

https://kumparan.com/pagili-ahmad/polarisasi-politik-1za0JTT8ppI/full
https://en.wikipedia.org/wiki/Political_polarization#:~:text=Political%20polarization%20(spelled%20polarisation%20in,and%20democratic%20systems%20of%20government.
https://voi.id/berita/263419/apa-itu-polarisasi-politik

Artikel Terkait

Komentar