Apa itu Human Capital? Makna dari istilah tersebut masih sering tertukar dengan istilah Human Resources. Ada yang menganggap kedua istilah tersebut memiliki makna yang sama, namun ada pula yang berkata berbeda. Lantas, mana yang benar?
Mari kita bahas tuntas istilah Human Capital, perbedaannya dengan Human Resources, serta jenis-jenis dan contohnya di artikel ini!
Definisi Human Capital
Secara literal, Human Capital atau yang sering disingkat menjadi HC adalah modal dalam bentuk sumber daya manusia. Namun dalam perspektif bisnis, Human Capital berarti aset tidak berwujud yang tidak dapat dimasukkan ke dalam neraca perusahaan.
Istilah Human Capital meliputi nilai ekonomi dari pengalaman dan keterampilan pekerja, bukan jumlah pekerjanya. Human Capital mencakup aset seperti pendidikan, pelatihan, kecerdasan, keterampilan, kesehatan, dan aspek-aspek lain yang berharga bagi employee, seperti loyalitas dan kedisiplinan. Jadi, fokus Human Capital lebih ke kualitas daripada kuantitas.
Baca Juga: Strategi dan Manfaat Human Capital Management untuk Perusahaan
Perbedaan Human Capital dan Human Resource
Meski sering berdampingan, istilah Human Capital dan Human Resource memiliki perbedaan yang cukup signifikan, terutama secara filosofis. Untuk memahaminya, mari kita bahas definisi dan fungsinya masing-masing terlebih dahulu!
1. Definisi dan Fungsi Human Capital
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Human Capital mengelola tenaga kerja sebagai aset tidak berwujud yang tidak dapat dimasukkan ke dalam neraca perusahaan. Maka dari itu, manusia atau karyawan dikelola sebagai modal berharga milik perusahaan yang nilai atau kualitasnya perlu ditingkatkan agar bisa berkontribusi lebih banyak lagi bagi suatu perusahaan. Tenaga kerjanya tidak akan habis, tapi nilai dan kualitasnya bisa dikembangkan.
Human Capital menilai karyawan dari signifikansi kontribusi, value, kompetensi, dan keahlian yang mereka bawa untuk memajukan perusahaan secara keseluruhan. Itulah mengapa tim Human Capital fokus pada perancangan strategi dalam membangun engagement, peningkatan loyalitas pekerja, dan penurunan angka turnover.
2. Definisi dan Fungsi Human Resource
Berbeda dengan Human Capital, Human Resource mengelola tenaga kerja sebagai sumber daya perusahaan untuk mendukung target yang ingin dicapai perusahaan. Dari perspektif ini, tenaga kerja memiliki periode aktif tertentu karena dengan usia pekerja makin tua, sumber dayanya pun habis.
Tujuan dari Human Resource adalah mengelola karyawan dari proses perekrutan, pelatihan, evaluasi, hingga pemberian kompensasi bagi karyawan. Tak hanya itu, tim Human Resources di sebuah perusahaan juga bertanggung jawab atas hubungan kerja, keamanan kerja, serta kesejahteraan para karyawannya.
Dilihat dari definisi dan fungsi masing-masing, ada perbedaan signifikan dari bagaimana Human Capital dan Human Resource melihat tenaga kerja atau talenta di dunia karier. Human Capital melihat tenaga kerja sebagai aset, sedangkan Human Resource melihatnya sebagai sumber daya. Namun, apa maksudnya?
Human Capital melihat tenaga kerja sebagai aset yang dianggap investasi milik perusahaan. Talent acquisition, pelatihan dan pengembangan, bahkan gaji dan kompensasi adalah bentuk investasi perusahaan kepada karyawannya agar nilai mereka terus meningkat. Harapannya tentu untuk memotivasi karyawan agar bisa berkontribusi bagi perusahaan.
Di perspektif lain, Human Resource melihat manusia atau tenaga kerja sebagai sumber daya. Artinya, suatu saat, tenaga kerja di perusahaan akan habis seiring berjalannya waktu. Maka dari itu, tenaga kerja yang ada saat ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya demi mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Human Capital dan Human Resource juga memiliki perbedaan dari sisi fungsinya. Human Capital memiliki tugas merawat dan menjaga tenaga kerja sebagai aset investasi perusahaan, sedangkan Human Resource fokus pada hal-hal teknis terkait pekerjaan karyawan dan target perusahaan yang harus dicapai.
Baca Juga: Market Intelligence: Definisi, Tipe, Metode, dan Keuntungannya
Jenis-Jenis Human Capital
Human Capital adalah bidang yang sangat luas dan memiliki aspek yang berbeda-beda. Maka dari itu, Human Capital dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. General Management Human Capital
` General Management Human Capital adalah jenis Human Capital yang biasanya dikembangkan pada sumber daya manusia di tingkat manajemen eksekutif atau top level. Jenis Human Capital satu ini fokus pada pengembangan kompetensi kepemimpinan talenta, seperti kemampuan manajerial, keahlian fungsional, dan kemampuan pengambilan keputusan yang tepat guna.
2. Strategic Human Capital
Strategic Human Capital adalah aspek Human Capital yang mencakup keahlian dan keterampilan strategis dari pengalaman menghadapi situasi atau kondisi tertentu. Keterampilan yang dikembangkan adalah kemampuan strategis untuk mengelola atau mengatur finansial di situasi keuangan yang tidak menguntungkan agar lebih efisien.
3. Industry Human Capital
Industry Human Capital adalah jenis Human Capital yang fokus pada aspek industri, seperti pengetahuan seputar supplier, teknis, dan regulasi. Contoh dari Industry Human Capital adalah pengetahuan seputar industri makanan, industri retail, atau industri pertanian.
5. Relationship Human Capital
Relationship Human Capital berfokus pada kemampuan komunikasi. Semua karyawan wajib memiliki kemampuan komunikasi yang baik agar proses bekerja bisa berjalan dengan lebih lancar dan mencapai target pekerjaan mereka dengan lebih optimal.
5. Company-Specific Human Capital
Human Capital ini berhubungan erat dengan kondisi perusahaan, seperti kebijakan atau struktur yang diimplementasikan. Dengan pemahaman penuh seputar perusahaan tempat mereka bekerja, karyawan bisa bekerja dengan lebih nyaman dan efektif.
Contoh Human Capital
Human Capital atau modal pada manusia memiliki berbagai bentuk. Beberapa contoh Human Capital yang biasa ditemukan pada karyawan adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan
Dengan pendidikan yang tepat, seseorang akan memiliki skill set yang tepat. Dan skillset yang tepat ini sangat berharga bagi perusahaan agar bisa mencapai target tertentu.
2. Kesehatan Jasmani
Kesehatan tenaga kerja sebagai aset tentunya sangat berharga. Tanpa kesehatan, karyawan tidak bisa bekerja dengan optimal dan berkontribusi terhadap target perusahaan.
3. Kesejahteraan Mental dan Emosional
Mirip dengan kesehatan jasmani, kesejahteraan mental dan emosional juga sangat berpengaruh pada produktivitas seorang karyawan. Itulah mengapa aspek ini menjadi salah satu contoh Human Capital.
4. Kedisiplinan
Kedisiplinan meliputi ketepatan waktu dan komitmen terhadap perusahaan. Kedua hal tersebut tentunya sangat berharga bagi perusahaan.
5. Kreativitas
Kreativitas pada konteks ini bukan bekerja pada bidang kreatif, tapi kemampuan untuk berpikir luas dan out of the box.
6. Ketahanan Pribadi
Ketahanan pribadi tidak hanya mengacu pada kemampuan bertahan dalam berbagai situasi, tapi juga kemampuan untuk beradaptasi untuk menyelesaikan masalah dalam bekerja.
7. Kemampuan Berkomunikasi
Seperti yang sudah dibahas di atas, kemampuan komunikasi bisa mengoptimalkan produktivitas karyawan dalam mencapai target, sekaligus membangun engagement dan kekondusifan dalam tim.
Cara Berinvestasi untuk Bidang Human Capital
Human Capital adalah salah satu sektor yang patut diberi perhatian khusus. Tak hanya memperhatikan target perusahaan, Human Capital juga memperhatikan kondisi karyawan sebagai bagian dari aset perusahaan.
Berikut adalah berbagai contoh cara Anda bisa berinvestasi untuk pengembangan bidang Human Capital:
1. Berinvestasi untuk Pengembangan Karyawan
Bentuk paling umum investasi untuk pengembangan kemampuan karyawan adalah melalui training atau pelatihan. Selain itu, coaching, benefit, dan prospek karier yang positif juga bisa menjadi bentuk investasi untuk karyawan.
2. Membuat Program Beasiswa
Program beasiswa adalah bentuk investasi long term di bidang Human Capital. Dengan adanya program beasiswa, perusahaan bisa memastikan bahwa nilai karyawan akan meningkat, sekaligus menjaga kesetiaan karyawan tersebut kepada perusahaan.
3. Memberikan Bonus Pendidikan
Sejalan dengan poin sebelumnya, berinvestasi terhadap pengetahuan dan pendidikan karyawan adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan nilai karyawan. Bahkan, Linkedin menyatakan bahwa lebih dari 90% karyawan cenderung akan bertahan di sebuah perusahaan jika perusahaan tersebut memberikan bonus pendidikan bagi karyawannya.
4. Menyediakan Program Bantuan Keluarga
Tentunya, seorang karyawan memiliki tanggung jawab terhadap keluarga mereka masing-masing. Menjaga keseimbangan hidup atau work-life balance karyawan adalah salah satu tugas tim Human Capital. Tujuannya adalah untuk menjaga karyawan agar terus bisa bekerja dengan optimal.
Manfaat Berinvestasi untuk Human Capital
Tentunya bidang Human Capital memiliki berbagai keuntungan, baik bagi perusahaan maupun bagi karyawan. Keuntungan-keuntungan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan Tingkat Retensi Karyawan
Tentunya retensi karyawan adalah salah satu poin penting bagi perusahaan. Dengan Human Capital yang efektif, turnover pegawai bisa ditekan, alhasil meningkatkan retensi karyawan.
2. Timbal Balik yang Lebih Optimal Bagi Perusahaan
Salah satu alasan mengapa perusahaan mengeluarkan biaya bagi karyawan, baik gaji, bonus, maupun benefit adalah untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal demi mencapai target. Dengan berinvestasi pada Human Capital, perusahaan akan mendapatkan timbal balik yang lebih optimal.
3. Pelacakan Data Tenaga Kerja yang Lebih Akurat
Dengan Human Capital, Andabisa mendapatkan data yang lebih akurat seputar aspek atau faktor mana yang perlu dikembangkan. Dengan begitu, kualitas pegawai bisa berkembang dengan lebih optimal.
4. Prospek yang Lebih Baik bagi Calon Karyawan
Jika perusahaan Anda sudah mendapatkan reputasi positif untuk pengembangan kapabilitas dan wellbeing pegawai, proses pencarian karyawan bagi perusahaan akan jadi jauh lebih mudah.
5. Insight untuk Menemukan Pemimpin Masa Depan
Dengan berinvestasi pada Human Capital, Anda bisa mendapatkan insight seputar calon-calon pemimpin baru untuk perusahaan di masa mendatang. Jika Anda hanya fokus pada performa pegawai terhadap posisi mereka secara spesifik, insight ini akan lebih sulit didapatkan.
6. Pengembangan Kemampuan Komunikasi dan Problem-Solving
Human Capital memancing karyawan untuk mengidentifikasi masalah dan solusinya. Hal ini memicu adanya obrolan antar tim dan antar level, sehingga membuka jalur komunikasi baru yang memperkuat pondasi perusahaan.
7. Lingkungan Kerja yang Lebih Positif
Human Capital bisa mengidentifikasi adanya kekurangan dalam lingkungan kerja, sehingga bisa membantu perusahaan memperbaiki dan mengoptimalkan produktivitas.
Asah Skill di Bidang HC dengan Kelas Executive Human Capital dari Kuncie & UGM!
Tertarik untuk mengasah skill-mu di bidang Human Capital? Yuk ikut kelas Kelas Executive Human Capital, hasil kolaborasi Kuncie dan Universitas Gadjah Mada!
Pada kelas ini, Anda akan mendapatkan pengetahuan lengkap seputar Human Capital, baik dasar-dasarnya, proses pengembangannya, hingga tips-tipsnya!
Yuk daftarkan dirimu di kelas Kelas Executive Human Capital Management dari Kuncie & Universitas Gadjah Mada sekarang juga!
Referensi:
https://www.investopedia.com/terms/h/humancapital.asp
https://mekari.com/blog/human-capital/#Perbedaan_Human_Capital_dan_Human_Resource
https://www.betterup.com/blog/human-capital-examples
https://gobridgit.com/blog/benefits-of-investing-in-human-capital/
https://runsystem.id/id/blog/human-capital-adalah/
https://blog.investree.id/karir/apa-itu-human-capital-simak-pengertian-lengkapnya/
Komentar